Asal Usul hingga Tips Berwisata Danau Rana Mese di Manggarai Timur NTT

Asal Usul hingga Tips Berwisata Danau Rana Mese di Manggarai Timur NTT

I Komang Murdana - detikBali
Sabtu, 23 Agu 2025 07:30 WIB
Danau Rana Mese di Desa Golo Loni, Manggarai Timur, NTT. (Foto: jadesta.kemenparekraf.go.id)
Danau Rana Mese di Desa Golo Loni, Manggarai Timur, NTT. (Foto: jadesta.kemenparekraf.go.id)
Manggarai Timur -

Nusa Tenggara Timur (NTT) menyimpan keindahan alam yang belum begitu terjamah. Salah satunya Danau Rana Mese.

Danau Rana Mese terletak di ketinggian 1.200 meter dari permukaan laut, tepatnya di Desa Golo Loni, Kecamatan Rana Mese, Manggarai Timur, NTT. Danau ini memiliki kedalaman 43 meter dan luas sekitar 5 hektare yang tersembunyi di tengah hutan.

Jika Anda berangkat dari Kota Borong, perjalanan yang ditempuh sekitar 1 jam menggunakan kendaraan bermotor. Selama di perjalanan, Anda akan disuguhi pemandangan hutan tropis yang begitu lebat. Namun, jika Anda berangkat dari Ruteng, perjalanan yang ditempuh sekitar 30 menit dengan jalur darat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski asal usul Danau Rana Mese dapat dijelaskan secara ilmiah, keberadaan danau ini juga memiliki cerita tersendiri yang dipercaya oleh masyarakat setempat. Simak asal usul hingga tips berwisata di Danau Rana Mese, Manggarai Timur, NTT, berikut ini:

Asal Usul Danau Rana Mese

Danau Rana Mese terbentuk dari adanya aktivitas vulkanik Gunung Ranaka ratusan tahun lalu. Cekungan yang terbentuk dari aktivitas vulkanik itu kemudian terisi oleh air hujan dan mata air yang mengalir dari Gunung Ranaka dan Gunung Mandosawu.

ADVERTISEMENT

Selain Penjelasan secara tersebut, masyarakat setempat juga memiliki cerita mitologis terkait Danau Rana Mese. Alkisah, seorang pria bernama Kae Anu meninggalkan kampungnya bernama Teber untuk menebang pohon di hutan. Ia lantas mengumpulkan kayu balok untuk membangun rumah.

Suatu siang, Kae Anu bertemu dengan empat orang yang sedang berburu. Mereka saling bertegur sapa.

Keempat orang itu kemudian menanyakan apakah Kae Anu melihat kawanan babi hutan yang melewatinya. Kae Anu menggelengkan kepala dan menyebut dirinya hanya melihat tikus kecil yang bersembunyi di bawah ranting pohon yang ia tebang.

Singkat cerita, Kae Anu diajak ke kediaman empat pemburu tadi. Di tengah perjalan, para pemburu itu tiba-tiba berkata: "Sedikit lagi kita akan melewati jalan raya."

Seketika Kae Anu tercengang karena jalan raya yang dimaksud adalah sebuah sungai yang sekarang bernama Wae Dingin. Sesampainya di kampung para pemburu itu, Kae Anu semakin tercengang karena kampung yang mereka maksud adalah sebuah danau kecil bernama Rana Nakes.

Kae Anu juga baru menyadari bahwa rumah yang ditempati para pemburu itu adalah sebuah bambu yang mengapung di tengah danau. Di tengah hutan itu, terdapat ada dua danau yaitu Rana Nakes dan Rana Hembok yang merupakan perkampungan bagi makhluk tak kasat mata.

Kepada Kae Anu, makhluk halus itu bercerita bahwa mereka sedang bertikai dengan kelompok makhluk halus yang menghuni Danau Rana Hembok. Meski sempat gentar, Kae Anu setuju untuk membantu mereka memenangi perang.

Singkat cerita, mereka pun pergi berperang. Betapa terkejutnya Kae Anu saat mengetahui bahwa senjata para jin dari dua kelompok itu adalah hewan-hewan yang menghuni danau. Ada belut, ikan, dan sebagainya.

Kae Anu lantas meminta makhluk halus Rana Nakes untuk menjauhi lokasi tersebut dan seorang diri menghadapi makhluk halus Rana Hembok. Konon, Kae Anu berhasil memenangkan perang itu. Makhluk halus dari Rana Nakes pun kegirangan dan berterima kasih pada Kae Anu.

Sesuai perjanjian, Rana Hembok harus tunduk pada Rana Nakes. Hari itu pula, air Rana Hembom dipindahkan ke Rana Nakes. Seketika, danau tersebut menjadi semakin luas dan besar.

Kae Anu kemudian berkata: "Karena wilayah kalian semakin luas, maka kampung kalian akan saya beri nama Rana Mese." Dari kisah itulah konon asal usul danau tersebut bernama Danau Rana Mese.

Tips Berwisata, Tarif Masuk, dan Fasilitas di Danau Rana Mese

Danau Rana Mese buka setiap hari pada pukul 08.00-18.00 Wita. Namun, waktu terbaik untuk berkunjung adalah pagi hari agar pemandangan danau sempurna dan belum tertutup oleh kabut yang mulai datang sebelum siang.

Karena berada di dataran tinggi, maka suhu udara di sekitar Danau Rana Mese cukup dingin, terutama di pagi dan sore hari. Anda disarankan mengenakan jaket, celana panjang, dan sepatu untuk mengurangi hawa dingin yang kadang menusuk tulang. Terpenting, jangan mengotori area danau dengan membuang sampah sembarangan.

Untuk bisa masuk ke area Danau Rana Mese, Anda harus membayar tiket masuk sebesar Rp 5.000 untuk wisatawan domestik dan Rp 100 ribu untuk wisatawan asing. Di sana juga tersedia fasilitas seperti toilet, penginapan dengan harga mulai dari Rp 200 ribu, dan area parkir.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads