.webp)
Pengelola objek wisata Alas Pala Sangeh, di Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Badung, Bali, memberlakukan sistem buka-tutup jika sewaktu-waktu terjadi cuaca ekstrem. Ini guna mengantisipasi kejadian fatal yang membahayakan wisatawan.
"Objek akan kami tutup kalau sewaktu-waktu terjadi hujan angin kencang. Sifatnya buka-tutup sementara kalau hujan deras," ucap Ketua Pengelola Alas Pala Sangeh, Ida Bagus Gede Pujawan, Jumat (13/12/2024).
Menurutnya, sistem buka-tutup merupakan kebijakan paling tepat diberlakukan mempertimbangkan cuaca ekstrem yang melanda Bali sejak beberapa waktu terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Upaya antisipasi, Pujawan berujar, juga dilakukan ketat. Pihaknya sudah mengimbau para pemandu turis maupun petugas objek untuk selalu memperhatikan situasi sekitar selama keliling di kawasan hutan.
Pujawan menegaskan pengawasan ketat penting untuk dilakukan. Hal itu berkaca dari kejadian pohon tumbang menimpa turis asing di objek wisata Monkey Forest Ubud, Gianyar, belum lama ini.
"Kami sadar kejadian tak terduga itu pasti ada di mana-mana. Nah inilah yang kami perhatikan, tetap waspada. Kami sudah dapat arahan dari kepolisian untuk jamin keamanan. Kewajiban wisatawan harus nyaman," sambungnya.
Pujawan mengatakan kunjungan ke objek wisata Sangeh masih ramai. Menurutnya, turis asing dari berbagai negara masih berminat menikmati asrinya kawasan hutan Alas Pala dengan koloni monyetnya yang tidak terlalu galak.
"Dalam beberapa hari ini syukur masih ramai. Kami akan terus pantau selama cuaca sekarang ini," sebutnya.
Salah seorang pemandu wisata, Made Orti, mengakui tamunya satu keluarga asal Tiongkok sudah berencana sejak tiga bulan lalu berlibur ke Bali, salah satunya mengunjungi Sangeh. Menurutnya, turis yang dia tangani itu terlalu khawatir dengan kondisi cuaca di Bali.
"Perlu hati-hati aja kalau hujan ya nggak ke sini," tutur Orti.
Hal yang sama diungkapkan Ramond, turis asal Inggris. "Monyet di tempat ini lucu. Dia bisa bersahabat," tandasnya.
(hsa/hsa)
