Setelah riuh nan gemerlap pesta kembang api tadi malam, sejumlah wisatawan di Bali tak ingin melewatkan momen matahari terbit alias sunrise pertama di tahun 2024. Salah satu spot favorit untuk menyaksikan matahari terbit adalah di kawasan Kintamani, Bangli.
Salah satu wisatawan asal Jakarta, Bayu Efriandika, rela jauh-jauh menempuh jarak sekitar 60 kilometer dari Denpasar ke Kintamani. Ia berangkat pagi-pagi buta demi menyaksikan pesona matahari ketika mulai menampakkan diri dari ufuk timur.
"Butuh usaha ekstra ke sini, karena saya sebetulnya dari Denpasar. Pukul empat subuh sudah bangun lalu ke sini karena bawa mobil dan lumayan macet," tutur Bayu kepada detikBali di Kintamani, Senin (1/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah wisatawan di sebuah kafe di Jalan Raya Penelokan, Kintamani, mulai berdatangan sejak pukul 05.30 Wita. Mereka duduk menghadap Gunung Batur menantikan matahari pertama pada 2024.
Sejumlah wisatawan berfoto bersama keluarga. Ada juga yang berswafoto.
Tak hanya wisatawan domestik. Para pelancong asing juga mengabadikan momen matahari pertama dari Kintamani.
![]() |
Bayu mengaku baru pertama kali ke Kintamani. Ia pun teringat dengan suasana Gunung Bromo, Jawa Timur, yang pernah dikunjunginya beberapa waktu lalu.
"Ini worth it sekali. Tapi kalau boleh saran datang lebih pagi atau minimal menginap di sekitar sini," imbuhnya.
Berada di ketinggian 1.200-1.900 di atas permukaan laut, kawasan ini miliki hawa yang dingin. Sayangnya, momen matahari terbit itu kurang sempurna karena cuaca di hari pertama 2024 agak berawan.
Selain matahari terbit, kawasan Penelokan di Kintamani sebenarnya juga menjadi daya tarik wisatawan saat malam hari. Bahkan, suasana malam di kawasan itu sempat viral di media sosial (medsos).
Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bangli, I Gede Putu Budiastawa, menuturkan sejumlah pihak berupaya menambah fasilitas di kawasan itu. Misalkan, sejumlah kafe kekinian mulai bermunculan di Penelokan.
Bahkan, sejumlah kafe itu menawarkan layanan melihat matahari terbit dengan latar Danau Batur dan Gunung Batur pada wisatawan. Hal itu menambah daya tarik Kintamani.
Menurut Budiastawa, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangli mengusulkan pembangunan trototar lebar di pinggir Danau Batur pada 2024. Tujuannya, agar wisatawan bisa menikmati objek wisata tersebut sambil berjalan kaki.
"Dengan kondisi Kintamani yang mulai menggeliat, makin ramai kunjungan, penerimaan PAD (pendapatan asli daerah) meningkat juga," kata Budiastawa, beberapa waktu lalu.
(iws/gsp)