Hutan Pinus Glagalinggah Kintamani: Sejarah, Tiket Masuk, Aktivitas Wisata

Bangli

Hutan Pinus Glagalinggah Kintamani: Sejarah, Tiket Masuk, Aktivitas Wisata

Hanna Patricia M. Lubis - detikBali
Selasa, 07 Mar 2023 05:19 WIB
Ilustrasi hutan pinus Kintamani.
Hutan Pinus Kintamani. Foto: unsplash/wiradyatmika
Bangli -

Glagalinggah merupakan tempat wisata hutan pinus yang ada di Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali. Glagalinggah memiliki hutan pinus yang sangat terjaga keasriannya dan kealamiannya hingga membuat tempat ini menarik untuk dikunjungi.

Hutan Pinus Glagalinggah ini merupakan satu-satunya hutan pinus yang ada di Pulau Bali. Hutan ini sangat cocok untuk kamu yang menyukai alam.

Di hutan ini, kamu akan menemukan banyak sekali spot foto yang bagus dengan background pohon-pohon pinus yang mempesona.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah

Hutan pinus yang ada di Desa Glagalinggah ini memiliki sejarah yang menarik. Konon, hutan ini dulunya merupakan wilayah Kerajaan Singamandawa. Yaitu salah satu kerajaan kuno Bali.

Hutan ini dulunya menjadi area perkebunan dan pemukiman warga. Pada 1920, setelah Kerajaan Singamandawa runtuh, wilayah hutan dikuasai oleh Kolonial Belanda.

ADVERTISEMENT

Maka wilayah pemukiman serta perkebunan diubah menjadi hutan lindung oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Tujuannya untuk menanggulangi bencana kekeringan serta menjaga sumber resapan air Danau Batur.

Hal ini menjadi generasi pertama bagi keberadaan pohon pinus Glagalinggah. Sedangkan pohon pinus yang ada saat ini merupakan generasi kedua.

Selain pohon pinus, terdapat satu pohon yang dipercayai oleh masyarakat sekitar sebagai peninggalan Kerajaan Singamandawa yaitu pohon pule. Pohon pule hanya ditemukan satu di antara ribuan pohon pinus.

Pohon pule dipercaya sebagai pohon yang mempunya khasiat dan bersifat suci. Pohon pule tidak hanya menjadi lokasi wisata namun juga menjadi wisata religi.

Rute

Glagalinggah berada di Jalan Manikliyu, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Untuk menuju ke sana dapat ditempuh melalui jalur Kintamani dan Jalur Payangan, Gianyar. Jarak tempuh jika dari Bandara Ngurah Rai sekitar 2 jam 8 menit.

Jam Buka

Buka setiap hari dari Senin sampai Minggu mulai pukul 08.00 sampai 18.00 Wita.

Harga Masuk

Tempat wisata Hutan Pinus Glagalinggah ini masih menjadi tempat wisata yang gratis.

Aktivitas Wisata

Dilansir dari Instagram @glagalinggah_tourism, berikut aktivitas di Glagalinggah yang dapat kamu lakukan:

Trekking

Di Hutan Glagalinggah dapat melakukan trekking dengan menikmati pemandangan yang menakjubkan. Yakni berupa deretan pohon pinus yang memiliki ukuran pohon yang kecil dan besar serta menjulang tinggi.

Tempat wisata ini teduh dan sejuk maka memberikan kesenangan dan kenyamanan untuk wisatawan.

Botanical Garden

Botanical Garden yang ada di hutan ini memberikan suasana yang tenang dan menyegarkan. Kebun dengan dipenuhi berbagai variasi tanaman dapat dijadikan spot foto bagi para wisatawan.

Bersepeda

Hutan Glagalinggah memiliki akses untuk aktivitas bersepedah dengan pemandangan hutan dan pedesaan yang memberikan rasa tenang dan pengalaman baru.

Camping

Untuk kamu yang menyukai camping di alam yang asri, Hutan Glagalinggah bisa kamu jadikan pilihan nih. Kamu bisa membuat pengalaman baru dan seru dengan pemandangan hutan pinus.

Edukasi

Hutan Glagalinggah juga bisa menjadi wisata edukasi yang seru. Karena terdapat kegiatan yang dapat dilakukan oleh para wisatawan seperti penyulingan dan pengolahan getah pinus.

Selain itu, wisatawan dapat mengetahui proses pengolahan teh herbal dari bunga pinus yang diolah secara tradisional oleh masyarakat dan juga manfaatnya.

Jembatan Gantung

Jembatan gantung ini masih direncanakan oleh pengelola Hutan Glagalinggah. Rencananya jembatan gantung akan dibangun sepanjang 30 meter dengan pemandangan pohon pohon pinus.

Di bawah jembatan nantinya akan ada pemukiman warga yang membuat suasana yang menyegarkan dan cocok untuk refreshing.

Rumah Pohon

Hutan Glagalinggah akan memiliki destinasi rumah pohon. Rumah pohon masih direncanakan oleh pengelola Hutan Glagalinggah.

Artikel ini ditulis oleh Hanna Patricia M. Lubis peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(nor/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads