Mengenal Istana Tampak Siring, Istana Kepresidenan di Bali

Mengenal Istana Tampak Siring, Istana Kepresidenan di Bali

Agnes Z. Yonatan - detikBali
Senin, 28 Nov 2022 12:30 WIB
Istana Tampak Siring di Bali.
Foto: Michelle Maria/Wikimedia Commons
-

Istana Tampak Siring merupakan satu dari tujuh istana negara yang dimiliki Indonesia. Berbeda dengan istana-istana lain yang terletak di kota-kota besar, Istana Tampak Siring terletak terpencil di Pulau Bali.

Menariknya lagi, Istana Tampak Siring merupakan satu-satunya istana negara yang dibangun setelah Indonesia merdeka, bukan semasa Indonesia masih di bawah penjajahan. Istana negara sendiri berfungsi sebagai tempat melakukan tugas kenegaraan oleh presiden.

Untuk mengenal lebih dalam mengenai Istana Tampak Siring ini, berikut sejarah, fungsi, hingga lokasi dari Istana Tampak Siring.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Istana Tampak Siring

Dilansir dari situs setneg.go.id, Tampak Siring berasal dari kata tampak (yang berarti telapak) dan siring (yang berarti miring). Istana Tampak Siring sendiri pertama kali didirikan atas perintah dari Presiden Soekarno.

Ketika itu, Presiden Soekarno menginginkan adanya tempat untuk beristirahat bagi Presiden Republik Indonesia beserta keluarga dan tamu-tamu negara yang berkunjung ke Bali. Indonesia sudah mulai menerima banyak tamu negara dan banyak dari mereka juga berminat untuk mengunjungi Bali.

Tampak Siring dipilih menjadi tempat dibangunnya istana negara ini karena udaranya yang sejuk dan lokasinya yang jauh dari keramaian kota. Sebelumnya, Presiden Soekarno sudah sering bermalam di rumah milik Raja Gianyar di Tampak Siring dan ia jatuh cinta pada keindahan alam dan puranya yang terlihat magis, seperti Pura Tirta, Pura Tegeh, Pura Puca, dan Pura Gunung Kawi.

Raja Gianyar kemudian menyerahkan lahan miliknya itu kepada negara. Presiden Soekarno selanjutnya memberi instruksi pada arsitek R.M. Soedarsono untuk membangun istana negara di sana pada tahun 1955. Bangunan istananya mulai didirikan pada tahun 1957.

Fungsi Istana Tampak Siring

Istana Tampak Siring berfungsi sebagai tempat beristirahat bagi Presiden Republik Indonesia beserta jajaran keluarga dan tamu-tamu negara yang hadir berkunjung. Raja Bhumibol Adulyadej beserta permaisurinya, Ratu Sirikit dari Thailand, merupakan tamu negara yang pertama kali menginap di istana ini pada tahun 1957.

Selanjutnya, presiden dari Birma (Myanmar), Ne Win, Presiden Tito dari Yugoslavia, Perdana Menteri Nehru dari India, Perdana Menteri Khruschev dari Uni Soviet, Presiden Ho Chi Minh dari Vietnam, Kaisar Hirohito dari Jepang, serta Ratu Juliana dari Belanda juga pernah menginap di Istana Tampak Siring.

Selain menjadi tempat beristirahat, salah satu bagian dari istana negara ini, yakni Wisma Merdeka, sering dijadikan tempat Presiden Soekarno mencari ide, gagasan, serta merumuskan pidato-pidatonya.

Seiring berjalannya waktu, Istana Tampak Siring kini banyak digunakan dalam kegiatan kepresidenan dan juga sebagai tempat pariwisata yang cukup terkenal. Masyarakat dapat berkunjung ke Istana Tampak Siring ini di jadwal-jadwal tertentu.

Apa Saja Isi Istana Tampak Siring

Istana Tampak Siring memiliki 5 buah gedung utama dan sebuah pendopo yang dinamakan Balai Wantilan. Gedung utama tersebut adalah Wisma Merdeka, Wisma Negara, Wisma Yudhistira, Wisma Bima, dan ruang konferensi. Wisma Merdeka dan WIsma Yudhistira merupakan bangunan istana yang pertama kali didirikan.

Berikut isi masing-masing gedung dalam Istana Tampak Siring.

1. Wisma Merdeka

WIsma Merdeka memiliki luas sekitar 1.200 m2. Setiap ruangan dari wisma ini dihiaskan lukisan, patung, dan perabotan yang senada dengan nuansa wisma. Wisma Merdeka terdiri atas beberapa ruangan berikut.

  • Ruang tidur I dan II presiden
  • Ruang tidur keluarga
  • Ruang tamu untuk menerima tamu negara
  • Ruang kerja

2. Wisma Negara

WIsma Negara memiliki luas sekitar 1.476 m2. Isi wisma ini hampir mirip dengan Wisma Merdeka. Di dalamnya terdapat ruang tamu negara untuk menerima tamu.

Wisma Negara dan Wisma Merdeka dibangun di atas dua buah bukit dan dipisahkan oleh celah yang cukup dalam, sekitar 15 meter. Untuk itu, dari Wisma Merdeka dan Wisma Negara dibangun sebuah jembatan penghubung sepanjang 40 meter. Jembatan ini disebut sebagai Jembatan Persahabatan karena banyak tamu-tamu negara bersahabat yang datang melalui jembatan tersebut.

3. Wisma Yudhistira

Wisma Yudhistira memiliki luas sekitar 1.825 m2 dan terletak di tengah kompleks istana. Wisma inilah yang menjadi tempat beristirahat rombongan presiden dan para tamu negara yang sedang berkunjung. Wisma ini dilengkapi dengan ruangan petugas untuk melayani para tamu negara yang datang.

4. Wisma Bima

Wisma Bima memiliki luas sekitar 2.310 m2 dan baru selesai dibangun pada tahun 1963. Wisma ini digunakan sebagai tempat beristirahat pengawal, petugas, dan pengiring dari presiden dan tamu-tamu negaranya.

5. Balai Wantilan

Balai Wantilan merupakan sebuah pendopo yang biasa digunakan sebagai tempat untuk mengadakan pagelaran seni. Terdapat sebuah panggung pertunjukan seni yang berlatar belakang pintu Candi Bentar. Pada sisi kiri dan kanan panggung terdapat patung burung Garuda. Dinding belakang dihiasi dengan relief cerita Ramayana.

Lokasi dan Cara Menuju Istana Tampak Siring

Istana Tampak Siring terletak di Desa Tampak Siring, Kecamatan Tampak Siring, Kabupaten Gianyar, Pulau Bali. Desa tersebut terletak kurang lebih 40 kilometer dari pusat kota Denpasar. Istana Tampak Siring berlokasi di ketinggian 700 meter dari permukaan laut di atas perbukitan dan memiliki curah hujan yang tinggi.

Istana Tampak Siring diberkahi dengan pemandangan alamnya yang sangat menawan. Sisi utaranya diapit Gunung Batur dan sisi timur diapit Gunung Agung. Di arah selatan, akan nampak jalan raya yang menghubungkan antara pantai barat dengan Singaraja di pantai timur.

Untuk bisa sampai di Istana Tampak Siring ini, kamu bisa menggunakan sepeda motor, rent car, atau mengikuti paket wisata yang tersedia. Dari Bandara Ngurah Rai Denpasar, maka kamu membutuhkan sekitar 1 jam 20 menit untuk bisa tiba di istana tersebut.

Dikutip dari travel agen, kamu bisa masuk ke arah Jalan By Pass Ngurah Rai dan pergi ke Jalan Prof. Dr. Ida Bagus Mantra hingga tiba di Jalan Pantai Purnama di Sukawati sejauh 26,3 km. Selanjutnya, masuk ke Jalan Pantai Saba sampai ke Jalan Wisma Gajah Mada di Blahbatuh.

Lalu, masuk ke Jalan Udayana, Jl. Raya Tampaksiring, hingga akhirnya tiba di Jalan Raya Dr. Ir Sukarno. Ikuti terus jalannya, Istana Tampak Siring terletak di sisi kanan jalan.

Itulah dia beberapa hal seputar Istana Tampak Siring, mulai dari sejarah, fungsi, hingga rute terdekat untuk bisa mengunjunginya. Bagaimana, apa kamu tertarik mendatangi istana negara ini?




(khq/fds)

Hide Ads