.webp)
Kepala Pengelola Bukit Surga, I Ketut Latra (50) mengatakan bahwa awalnya di bukit surga dulunya merupakan kebun salak. Tapi karena sering dimangsa oleh monyet akhirnya lokasi tersebut dikosongkan. Tapi karena lokasinya lumayan bagus, pemandangannya juga bagus banyak spot-spot foto alami akhirnya pihaknya menyulap kebun salah menjadikan sebuah tempat wisata.
"Lokasinya sangat bagus karena lokasinya berada di atas ketinggian. Selain itu juga terdapat banyak spot foto yang masih alami dengan nuansa alam dan dikelilingi oleh kebun salak," kata Latra, Sabtu (23/7/2022).
Dengan keindahannya, akhirnya ia mulai menata lokasi tersebut pada tahun 2016. Agar terlihat lebih menarik, dibangun beberapa tempat penunjang seperti toilet yang jumlahnya lumayan banyak, spot-spot foto juga lebih ditata dan juga dibangun sebuah aula dan juga tempat pertemuan.
"Saat awal peresmian namanya Bukit Nampo karena sesuai dengan tempatnya. Tapi pada tahun 2017 yang lalu ada seorang wisatawan yang mengupload sebuah foto dengan mengatakan sedang berada di bukit surga, sejak saat itu wisatawan mulai berdatangan dan sampai saat ini terkenal dengan nama Bukit Surga," kata Latra.
Selain sebagai tempat selfie yang indah, wisatawan juga bisa melakukan camping di bukit surga sambil menikmati udara yang sangat sejuk dan juga bisa melihat matahari terbit saat pagi hari. Biasanya wisatawan yang melakukan camping di Bukit Surga ada yang perorangan maupun berkelompok.
Terkait dengan kunjungan wisatawan, Latra mengaku untuk saat ini masih tetap ada yang berkunjung ke Bukit Surga tiap harinya. Walaupun saat ini terdapat beberapa objek wisata baru yang ada di sekitar Bukit Surga seperti Bukit Cemara, Bukit Alaba dan yang lainnya.
Untuk tiket masuk ke bukit surga baik wisatawan domestik maupun mancanegara hanya cukup merogoh kocek sebesar Rp 15 ribu per orang. Sedangkan untuk wisatawan yang ingin melakukan camping di bukit surga cukup membayar Rp 25 ribu tapi membawa peralatan sendiri. Sedangkan jika ingin mendapat peralatan lengkap para wisatawan bisa memilih paket sesuai dengan keinginan yang sudah tersedia di lokasi.
Latra juga mengatakan bahwa saat ini akses jalan menuju ke Bukit Surga sedang rusak parah dan juga kurang lebar sehingga menjadi kendala bagi para wisatawan terutama yang membawa mobi. Selain itu sampai saat ini air juga masih beli Rp 170 ribu per 3 kubik untuk keperluan sehari-hari seperti air untuk di toilet, cuci tangan dan yang lainnya.
"Saya berharap pihak pemerintah bisa melakukan perbaikan jalan yang rusak tersebut apalagi saat ini ada cukup banyak objek wisata baru yang ada di wilayah Banjar Dinas Tanah Ampo, Desa Jungutan," kata Latra.
(nor/nor)
