Super League 2025/2026 kembali menunjukkan kerasnya persaingan bagi pelatih asing. Kompetisi yang bahkan belum memasuki setengah putaran pertama itu sudah memunculkan deretan pelatih luar Indonesia yang kehilangan posisi.
Eduardo Almeida menjadi nama pertama yang didepak setelah gagal mendongkrak performa Semen Padang. Ia kemudian digantikan Dejan Antonic.
Keputusan serupa terjadi di Persebaya Surabaya. Eduardo Perez diberhentikan setelah timnya hanya meraih hasil imbang dalam derby Jawa Timur menghadapi Arema FC. Selain itu, Alfredo Fera terlepas dari Madura United, Mario Lemos dari Persijap Jepara, Peter de Roo dari Persis Solo, serta Bernardo Tavares di PSM Makassar. Untuk Tavares, ia memilih mundur dari jabatannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Respons Johnny Jansen
Menanggapi fenomena tersebut, pelatih Bali United Johnny Jansen memberi tanggapan. Ia menilai klub-klub di Indonesia perlu memberi ruang lebih besar bagi pelatih untuk membangun fondasi tim yang kuat.
"Seharusnya tim-tim di Indonesia bisa lebih bersabar dan memberi waktu pelatih, karena tidak mudah membangun sebuah tim yang kuat," kata Johnny Jansen, Rabu (26/11/2025).
Ia menegaskan proses pengembangan tim membutuhkan waktu panjang, terutama bagi klub yang fokus memberi menit bermain pada pemain muda.
Bali United saat ini mulai mengorbitkan pemain akademi agar mereka matang saat mencapai level senior.
"Pengalaman saya di Belanda, tim AZ Alkmaar adalah tim yang getol mencetak pemain muda berbakat. Mereka butuh proses yang panjang untuk mencapai itu," tegasnya.
Jansen mengakui komposisi Bali United belum sepenuhnya matang, namun progres terlihat dari peningkatan koordinasi pemain.
"Koordinasi dan komunikasi antar lini dan pemain sudah mulai terlihat. Tinggal butuh waktu agar mereka semua nyetel dalam pertandingan," tandasnya.
(dpw/dpw)











































