Kepala daerah terpilih yang tidak mengalami sengketa hasil Pilkada 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK) akan dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto pada Februari 2025. Sembilan kabupaten/kota dan satu provinsi di Bali tidak ada yang terlibat sengketa MK, alhasil 10 kepala daerah terpilih akan segera dilantik.
"Aman, Bali clear (dari sengketa) semua," kata Komisioner KPU Bali I Gede John Darmawan saat dikonfirmasi detikBali, Minggu (26/1/2025).
Namun, John belum dapat memastikan apakah jadwal pelantikan gubernur akan bebarengan dengan bupati/wali kota juga atau tidak. Ia meminta untuk menunggu Peraturan Presiden (Perpres) terbit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena bukan ranahnya KPU lagi soal pelantikan," sambung mantan Ketua KPU Denpasar itu.
Berikut daftar 10 kepala daerah terpilih dari Bali yang akan dilantik Februari 2025.
Provinsi Bali:
Wayan Koster dan I Nyoman Giri Prasta
Kota Denpasar:
I Gusti Ngurah Jaya Negara dan I Kadek Agus Arya Wibawa
Kabupaten Badung:
I Wayan Adi Arnawa dan I Bagus Alit Sucipta
Kabupaten Tabanan:
I Komang Gede Sanjaya dan I Made Dirga
Kabupaten Jembrana:
I Made Kembang Hartawan dan I Ngurah Patriana Krisna
Kabupaten Buleleng:
Nyoman Sutjindra dan Gede Supriatna
Kabupaten Bangli:
Sedana Arta dan Wayan Diar
Kabupaten Karangasem:
I Gusti Putu Parwata dan Pandu Prapanca Lagosa
Klungkung:
I Made Satria dan Tjokorda Gde Surya Putra
Gianyar:
I Made Mahayastra dan Anak Agung Gde Mayun
Sebelumnya, Mendagri Tito Karnavian mengusulkan sejumlah opsi pelantikan kepala daerah tanpa sengketa pilkada di Mahkamah Konstitusi (MK). Tito mengusulkan gubernur-wakil gubernur terpilih tanpa sengketa MK dilantik pada 6 Februari 2025.
Hal itu disampaikan Tito dalam rapat bersama Komisi II DPR di gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Rabu (22/1/2025). Hadir pula Ketua KPU Mochammad Afifuddin dalam rapat itu.
Usul pelantikan kepala daerah:
Gubernur:
Opsi 1: 6 Februari (tanpa sengketa MK)
Opsi 2: 17 April (setelah sengketa MK)
Opsi 3: 20 Maret (dismissal MK)
Bupati-wali kota:
Opsi 1: 10 Februari (tanpa sengketa MK)
Opsi 2: 21 April (setelah sengketa MK)
Opsi 3: 24 Maret (dismissal MK).
(nor/nor)