Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kupang terpilih, Christian Widodo dan Serena Francis, mengungkapkan rencana kerja 100 hari pertama mereka. Program utama yang akan menjadi prioritas adalah penanganan sampah dan penataan birokrasi di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang.
"Program prioritas kami dalam 100 hari pertama adalah menyelesaikan masalah sampah dan melakukan penataan birokrasi," kata Christian, dalam pidatonya saat penetapan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kupang terpilih, Kamis (9/1/2025).
Christian menjelaskan pengelolaan sampah akan dilakukan secara terstruktur, baik untuk sampah organik maupun anorganik. "Kami akan mengolah sampah organik menjadi kompos, sedangkan sampah non organik akan diolah menjadi bata," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Christian juga menyoroti pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Alak yang masih menggunakan metode open dumping. Menurutnya, metode itu menyebabkan polusi, bau, dan kebakaran.
"Kami berencana mengganti sistem pengelolaan TPA Alak menjadi sanitary landfill. Kami juga akan melakukan studi banding untuk memastikan pengelolaan yang lebih baik," jelas Christian.
Sementara dalam aspek birokrasi, Christian dan Serena berkomitmen menjunjung tinggi prinsip meritokrasi untuk memastikan jabatan diisi orang yang berkualitas dan kompeten.
"Kami akan melihat rekam jejak dan kemampuan calon, bukan berdasarkan like and dislike atau balas jasa," tegas Christian.
Mantan Anggota Komisi V DPRD NTT itu optimistis, meski target penyelesaian tidak sepenuhnya tercapai dalam 100 hari, langkah awal yang mereka lakukan akan memberikan dampak signifikan.
"Jika memungkinkan, kami harap pengisian jabatan yang kosong dapat dilakukan lebih cepat dengan persetujuan Mendagri," jelas Christian.
Serena menambahkan sistem meritokrasi akan menjadi dasar dalam proses seleksi. "Siapa yang pantas dan berhak akan dipilih berdasarkan rekam jejak dan kompetensinya, tanpa mempertimbangkan pilihan politik saat pilkada lalu," ujar Serena.
(iws/iws)