Tim Satgas Anti Politik Uang pasangan calon (paslon) nomor urut 1 I Wayan Kari Subali-I Ketut Putra Ismaya Jaya (Subali-Ismaya) melaporkan dugaan politik uang di Pemilihan Bupati (Pilbup) Karangasem 2024. Mereka mendatangi kantor Bawaslu Kabupaten Karangasem pada Jumat (15/11/2024).
Ketua Satgas Anti Politik Uang Subali-Ismaya, I Made Arnawa, mengatakan kedatangan mereka ke Bawaslu Karangasem untuk menyampaikan informasi dan bukti-bukti terkait rekaman suara dugaan politik uang yang beredar di beberapa grup WhatsApp. Mereka berharap dugaan tersebut bisa disikapi sesuai dengan aturan yang ada.
"Kami datang untuk menyampaikan informasi kepada Bawaslu terkait isu politik uang yang beredar belakangan ini. Mudah-mudahan Bawaslu bisa membuat kajian untuk bisa melakukan pencegahan sejak dini," kata Arnawa, Jumat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedatangan Tim Subali-Ismaya tersebut diterima langsung oleh Kordiv Sumber Daya Manusia (SDM), Organisasi Pendidikan dan Pelatihan Bawaslu Karangasem, I Gede Ari Ardana Putra. Ia akan segera ditindaklanjuti bukti yang diberikan.
"Nanti pasti akan kami tindak lanjuti. Kami akan rapatkan dahulu terkait informasi yang diberikan tersebut untuk menentukan langkah yang akan diambil," kata Ardana.
Ardana menyebut Tim Subali-Ismaya telah membawa beberapa bukti awal terkait laporan mereka. Bukti tersebut berbentuk surat dan bukti pendukung lainnya berupa rekaman suara.
Sebelumnya, Satu rekaman suara berdurasi 1 menit 42 detik yang diduga bermuatan politik uang beredar di beberapa grup WhatsApp. Rekaman suara itu ramai dibahas oleh masyarakat di Karangasem.
Dalam rekaman tersebut, sumber suara mengatakan telah dihubungi oleh tim sukses (timses) I Gede Dana-I Nengah Swadi (Dana-Swadi). Dia mengajak untuk memilih paslon nomor urut 2 itu dengan iming-iming uang.
Dalam rekaman tersebut juga menyebutkan agar mendata siapa yang ikut mendukung dan mencoblos Dana-Swadi akan mendapat uang bensin sebesar Rp 150 ribu per kepala atau suara.
Sumber suara tersebut juga sempat membahas terkait air bersih. Karena salah satu penglingsir (orang yang dihormati di wilayah tersebut) sangat intens memperjuangkan Dana-Swadi terkait hal tersebut. Nanti setelah Dana-Swadi menang siapa yang ikut mendukung otomatis akan diprioritaskan untuk mendapatkan air bersih.
Terkait dengan beredarnya rekaman suara tersebut, Ketua Tim Pemenangan Dana-Swadi, I Wayan Suastika, mengatakan bahwa selama ini tidak ada instruksi seperti itu. Ia menduga ada oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab sengaja membuat rekaman tersebut.
"Yang jelas di tim tidak ada seperti itu, karena selama ini kami hanya fokus menyampaikan program kepada masyarakat," kata Suastika, Rabu (13/11/2024).
Saat ini mereka masih mempelajari rekaman itu untuk mengetahui kebenarannya.
"Rekamannya juga masih belum jelas, siapa yang bicara, dari mana dan yang lainnya," ujar Suastika.
(nor/nor)