Calon gubernur (cagub) Nusa Tenggara Barat (NTB) nomor urut 2, Zulkieflimansyah, mengakui program Zero Waste yang dicanangkan dalam NTB Gemilang sejak 2018 belum sepenuhnya berhasil. Menurut Zul, salah satu tantangan utama dalam program tersebut adalah perubahan pola pikir masyarakat.
Zul menegaskan program Zero Waste belum berhasil bukan karena adanya tumpang tindih dengan pemerintah kabupaten dan kota. Menurutnya, perlu adanya perubahan mindset masyarakat untuk menyukseskan program itu.
"Sebetulnya, tidak ada istilah tumpang tindih dengan kabupaten/kota. Jika kami terpilih kembali sebagai gubernur, istilah itu tidak akan ada lagi," ujar Zul saat menjawab pertanyaan yang diajukan paslon nomor 3, Lalu Muhamad Iqbal, dalam debat Pilgub NTB 2024 di Lombok Raya Hotel, Mataram, Rabu malam (23/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zul menegaskan, sebagai representasi pemerintah pusat, pemerintah provinsi harus selalu berkoordinasi dengan kabupaten/kota. Tujuannya, agar semua program, termasuk Zero Waste, dapat berjalan dengan sukses di NTB.
"Tidak ada istilah tumpang tindih antara kami dan kabupaten/kota. Program Zero Waste harus dimulai dengan keteladanan dari semua pihak," jelas Zul.
Program Zero Waste yang diprakarsai oleh Wakil Gubernur (Wagub) NTB Sitti Rohmi Djalilah pada periode 2018-2023, sempat mendapat apresiasi internasional.
"Waktu itu, Wagub Rohmi sangat berhasil mempromosikan Zero Waste. Dunia mengakui, dan ada desa di Lombok Tengah yang diakui sebagai desa terbaik dalam pengelolaan sampah," klaim Zul.
Zul menambahkan pelaksanaan Zero Waste selama lima tahun terakhir memang tidak semudah yang dibayangkan. Program ini memerlukan perubahan mendasar dalam pola pikir dan perilaku masyarakat.
"Tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perubahan mindset dan perilaku sangat diperlukan. Alhamdulillah, meski belum sempurna, selalu ada harapan di ujung perjalanan ini," tutup Zul.
(iws/iws)