Pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati Lombok Barat Nurhidayah-Imam Kafali ingin mewujudkan pemerintahan yang bersih, ramah, adil, dan unggul. Hal itu disampaikan dalam penyampaian visi misi dalam sesi debat perdana Pilbup Lombok Barat, Sabtu malam (19/10/2024).
Debat yang diselenggarakan di Senggigi, Lombok Barat, itu bertema tata kelola pemerintahan, ekonomi, dan sumber daya manusia.
Pada momen tersebut, Dayah menceritakan sosok seoramh janda bernama Irma Yuliana di Kecamatan Kediri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Dayah, kondisi Irma Yuliana yang tidak bisa menyekolahkan anaknya seperti Kabupaten Lombok Barat yang sedang pincang.
"Dua minggu kemarin saya kampanye, saya bertemu dengan perempuan di Kecamatan Kediri. Tinggal di sebuah rumah yang sempit bersama ketiga anaknya dan orang tua Irma," kata Dayah.
Irma, Dayah berujar tidak bisa menyekolahkan anaknya karena suaminya meninggal dunia. Bahkan, salah satu anaknya tidak mampu melanjutkan sekolah anaknya sampai tingkat terakhir.
"Irma kerja serabutan, dia tidak memiliki keterampilan. Kita melihat ada persoalan di Lombok Barat seperti yang dialami Irma. Banyak anak putus sekolah, lapangan pekerjaan sulit. Kisah Irama Yuliana ini terus terpuruk di Lombok Barat," ujar Dayah.
Menurut dia, untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi Irma tersebut dengan membuka 'Jalan Baru Lombok Barat.
"Kami ingin mewujudkan Kabupaten Lombok Barat yang bersih, adil, ramah dan unggul. Tentu kita ketahui tata kelola pemerintahan yang bersih, adil ramah dan unggul butuh pengembangan di semua sektor," katanya.
Lombok Barat, Dayah melanjutkan, memiliki kekayaan sumber daya alam. Baik di sektor, pariwisata, perikanan dan sektor kelautan.
"Kami ingin Lombok Barat maju di bidang pariwisata, perikanan, kelautan dan perikanan," ujar Dayah.
Debat dibandu oleh lima panelis debat. Mereka adalah Prof Dr Syafaruddin dari UIN Mataram, Dr Iwan Tanjung dari Universitas Muhammadiyah Mataram, Dr. Diangsa Wagian dari Universitas Mataram, Suaeb Qury dari Komisi Informasi Provinsi NTB, dan Dr. Ali Muhtason dari Poltekpar Lombok.
Sedangkan untuk perumus D3bat terdiri dari Prof. Atun Wardatun dari UIN Mataram, Dr. Syafiril dari Universitas Muhammadiyah Mataram, Dr. Muhammad Saleh Ending dari UIN Mataram, Ayatullah dari Universitas Muhammadiyah Mataram, serta Dr. Khairy Juanda dari UIN Mataram.
(hsa/gsp)