Petani Garam di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), menyoroti visi-misi dua bajal pasangan calon (paslon) yang berkontestasi di Pemilihan Bupati (Pilbup) Bima 2024. Mereka menyebut visi dan misi para kandidat tak ada yang pro terhadap petani garam.
"Kami melihat visi-misi dua paslon tidak tertuang secara spesifik kebijakan memperjuangkan atau memperhatikan para petani garam," kata Ketua Asosiasi Petambak Garam Teluk Bima Kabupaten Bima, Muhammad, kepada detikBali, Jumat, (20/9/2024).
Menurutnya, dua bakal paslon di Pilbup Bima 2024 yakni Muhammad Putera Ferryandi dan Rostiati (Dae Yandi-Umi Ros) serta Ady Mahyudi dan Irfan (Ady-Irfan) seharusnya memperjuangkan nasib para petani garam. Termasuk memperhatikan soal harga garam yang kerap anjlok setiap tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perlu diketahui, Kabupaten Bima adalah sentra produksi garam terbesar di NTB. Tapi para petaninya belum sejahtera karena harga garam terus anjlok," ujar Ketua Kelompok Tani Garam Sanolo Jaya ini.
Ia meminta dua paslon bupati dan wakil bupati Bima 2024 memperhatikan nasib para petani garam. Seperti menghadirkan industri garam (pengolah dan pembeli), lalu memberdayakan UMKM garam sebagai mitra perusahaan daerah (PD) yang bergerak di sektor garam.
Selain itu, dia meminta ada yang membuat peraturan tentang standarisasi harga lokal garam Bima, serrta peningkatan kapasitas petani garam (sertifikasi petani garam).
"Kalau semua ini terwujud, garam yang kami produksi akan semakin berharga," imbuhnya.
(dpw/dpw)