Sebanyak tiga pasangan calon (paslon) hampir pasti bakal berlaga di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Nusa Tenggara Barat (NTB) 2024. Hal tersebut merujuk kepada tahapan pendaftaran Pilgub NTB yang telah resmi ditutup pada 29 Agustus yang lalu. Penetapan paslon bakal dilakukan 22 September mendatang.
Dalam tahapan pendaftaran tersebut, sebanyak tiga paslon Pilgub NTB telah mendaftar. Paslon pertama adalah Zulkieflimansyah - Suhaili atau Zul-Uhel. Zulkieflimansyah merupakan Gubernur NTB 2018-2023 yang juga politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Sementara Suhaili adalah Bupati Lombok Tengah 2010-2018 sekaligus kader Partai Golkar. Zul-Uhel diusung oleh tiga partai politik yakni PKS (8 kursi), Demokrat (6 kursi), dan NasDem (4 kursi). Dengan total suara 823.606 suara atau 26,68 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Paslon kedua adalah Sitti Rohmi Djalillah - Musyafirin atau Rohmi-Firin. Rohmi adalah Wakil Gubernur NTB 2018-2023 sekaligus Ketua Dewan Pertimbangan Wilayah DPW Partai Perindo NTB. Sementara Musyafirin merupakan Bupati Sumbawa Barat dua periode sekaligus politisi PDIP.
Rohmi-Firin didaftarkah oleh gabungan empat partai politik yakni Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB (6 kursi), PDIP (4 kursi), Perindo (3 kursi), dan Partai Ummat. Dengan total suara 602.321 suara atau 19,51 persen.
Paslon terakhir yang mendaftar ke KPU NTB adalah duet Lalu Muhamad Iqbal - Indah Dhamayanti Putri (Iqbal-Dinda). Iqbal merupkan Eks Dubes RI untuk Turki 2018-2023. Sementara Dinda merupakan Bupati Bima dua periode yang juga Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Bima.
Iqbal-Dinda diusung oleh sepuluh partai politik yakni Gerindra (10 kursi), Golkar (10 kursi), PPP (7 kursi), PAN (4 kursi), PBB (2 kursi), Hanura (1 kursi), Gelora, PSI, Garuda, dan Prima. Dengan total suara 1.637.928 suara atau 53,06 persen.
Peneliti Pusat Studi dan Demokrasi (PusDek) Dr Ihsan Hamid berpandangan Pilgub NTB 2024 bakal berlangsung ketat. Ketiga paslon memiliki keunggulan masing-masing yang sebetulnya tidak terlampau dominan di satu sisi dan lemah di sisi yang lain. Semua punya variabel, kelebihan dan kelemahan, plus-minus.
"Saya pikir peluang ketiga paslon untuk menang hampir sama. Kalau persentasenya 100 persen, masing-masing paslon sudah mengantongi sekitar 30 persen. Penentunya angka desimal saja, gap-nya tak akan jauh. Saya kira tidak gampang menganalisis soal siapa menang kalah," kata Ihsan kepada detikBali pada Sabtu (31/8/2024).
Akademisi Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram itu menilai kemampuan ketiga paslon membangun citra, berkampanye dalam tiga bulan ke depan akan sangat menentukan kemenangan. Ihsan membagi uraiannya dalam tiga faktor perihal kalkulasi politik soal siapa yang akan tampil sebagai jawara Pilgub NTB 2024.
Pertama, dari sisi geopolitik atau pemetaan wilayah. Ketiga paslon, Ihsan melanjutkan, mengakomodasi representasi kepentingan dua teritori besar di NTB yakni Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa (timur dan barat). Secara teritori berimbang.
"Kalau berdasarkan abjad, Iqbal-Dinda sejujurnya tidak bisa dinafikan bahwa paslon ini khususnya Iqbal merangsek, trend-nya terus naik. Dia pendatang baru tetapi mendapat animo, sambutan dan antusiasme cukup besar. Mobilisasi massanya saat pendaftaran juga cukup baik. Bagi kelompok pemilih masyarakat yang kurang puas pada kepemimpinan sebelumnya, saya memang akan ke Iqbal," ulas Ihsan.
Iqbal juga menurutnya akan bisa mengkapitalisasi pemilih di Kabupaten Lombok Tengah yang merupakan wilayah dengan jumlah pemilih terbesar nomor dua di NTB.
"Narasi 'saatnya Lombok Tengah jadi gubernur' ini bisa efektif dan dikapitalisasi. Kalau di Pulau Sumbawa, Dinda representasi Mbojo (Dompu, Kota Bima, dan Bima) bisa menjadi penyuplai elektoral yang besar," jelasnya.
Selanjutnya, Rohmi-Firin. Rohmi berangkat sebagai calon gubernur dari kabupaten dengan jumlah pemilih terbesar, Lombok Timur. Rohmi merupakan satu-satunya figur paslon dari Lombok Timur. Secara eksplisit, Ihsan meyakini Rohmi punya peluang mengambil sekitar 60 persen ceruk suara di Lombok Timur.
"Kalau ini bisa, maka dia akan punya modal suara sekitar 500 ribu. Ini menguntungkan untuk Rohmi. PR-nya adalah Rohmi harus mampu mengkapitalisasi suara di sana. Rohmi juga harus bisa memastikan dukungan TGB, kemudian Rohmi harus konsetrasi juga karena ada adiknya yang akan maju di Pilkada Lombok Timur. Musyafirin tentunbisa menopang di Sumbawa Barat dan Sumbawa," jelasnya.
Zul-Uhel di halaman selanjutnya
Simak Video " Video: Debat Pamungkas Pilgub NTB Diwarnai Keributan!"
[Gambas:Video 20detik]