Suyasa mengungkapkan pemberian bansos bukanlah sebuah inovasi dari pemerintah. Menurutnya, pemberian bantuan merupakan kewajiban dan tanggung jawab seorang pemimpin.
"Kami garis bawahi, bansos hibah itu bukan merupakan inovasi. Itu adalah kewajiban pemerintah, siapapun yang menjabat sebagai kepala daerah," ujar Suyasa seusai mendaftar di kantor KPU Badung, Kamis (29/8/2024).
Meski begitu, Suyasa mengatakan program Pemkab Badung yang sedang berjalan saat ini baik dan memihak masyarakat. Hanya saja, dia menilai pemberian bantuan tersebut belum merata dan belum menyentuh semua lapisan masyarakat di Badung.
"Kami akan sempurnakan hal-hal yang sudah berjalan," imbuh Suyasa.
Suyasa menjelaskan dirinya akan fokus dalam pembangunan adat dan budaya jika menang dalam Pilbup Badung 2024. Ia pun berjanji memberikan bantuan untuk banjar adat di Badung jika terpilih sebagai orang nomor satu di Gumi Keris. Ia beralasan berbagai kegiatan adat di banjar-banjar tersebut membutuhkan biaya yang cukup besar.
"Artinya apa, yang dilakukan mayoritas di banjar adat diberikan reward ke krama Badung dengan Rp 1 miliar per banjar adat per tahun," jelas Suyasa.
Politikus Golkar itu optimistis program tersebut bisa berjalan dengan tetap memperhatikan regulasi yang berlaku. Ia lantas menyinggung keuangan Badung yang cukup besar dan sekitar 87 persen berasal dari sektor pariwisata.
Duet Suyasa-Alit Yandinata mendaftar sebagai kontestan Pilbup Badung 2024 pada Kamis sore. Pantauan detikBali, Suyasa dan Yandinata diantar oleh ratusan pendukungnya saat mendaftar ke KPU Badung. Rombongan diiringi oleh kereta emas dan diikuti oleh sejumlah orang yang membawa palawija atau hasil bumi.
Paslon ini diusung oleh Partai Golkar, bersama Gerindra, NasDem, PSI, PAN, dan Partai Buruh. Mereka akan head to head dengan duet I Wayan Adi Arnawa-Bagus Alit Sucipta alias Gus Bota yang didukung oleh PDIP, serta Demokrat, PBB, Perindo, dan Partai Gelora.
(iws/iws)