Sembilan wisatawan domestik diduga dipalak oleh pemandu wisata (guide) lokal saat mengunjungi Cagar Budaya Taman Narmada, di Kecamatan Narmada, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Mereka dimintakan uang Rp 100 ribu oleh guide di objek wisata itu.
Ketua Sahabat Pariwisata Nusantara (Sapana), Rudy Lombok, mengungkapkan rombongan wisatawan yang dipalak di Taman Narmada terdiri dari ibu-ibu. Menuru Rudi, mereka telah membayar tiket masuk masing-masing sebesar Rp 10 ribu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tamu-tamu saya masuk ke Taman. Karena ada local guide, jadi saya nggak ikut masuk dan diam di parkiran," kata Rudi menjelaskan kejadian tidak mengenakkan yang dialami tamunya, Kamis (27/11/2025).
Rudy menuturkan pemalakan terhadap wisatawan di Taman Narmada itu terjadi pada 25 November lalu. Menurutnya, ibu-ibu itu sempat bernegosiasi kepada guide lokal terkait permintaan uang Rp 100 ribu tersebut.
"Kata orang itu sudah aturan (Rp 100 ribu). Nah, tamu saya nego Rp 50 ribu. Oknum ini nggak mau, akhirnya dikasihlah Rp 100 ribu. Mungkin karena tamu malas ribut," ujar Rudy.
Rudy menyayangkan dugaan pemalakan yang dilakukan oleh guide lokal di Taman Narmada. Ia menyebut aksi ini dapat mencoreng citra pariwisata Lombok Barat.
Di sisi lain, Rudy menyebut kenaikan tarif masuk ke Cagar Budaya Taman Wisata Narmada per 2 November 2025 dilakukan tanpa sosialisasi. Rudy pun mengancam tidak akan membawa turis ke cagar budaya yang dikelola oleh PT Tripat itu.
"Kami sudah sepakat dengan teman-teman travel untuk blacklist Taman Narmada dari paket kunjungan," pungkasnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur PT Tripat Wewe Anggreaningsih mengaku sudah mendapat informasi dan melakukan investigasi terkait dugaan pemalakan terhadap wisatawan itu. Wawe menyebut guide yang memalak turis itu akan diboikot dari Taman Narmada.
Meski begitu, Wawe menyayangkan dugaan pemalakan itu disebarkan melalui media sosial. Menurut dia, warga seharusnya mengadukan permasalahan itu kepada pengelola secara langsung.
"Jika ada keluhan, kami telah menempatkan nomor kontak untuk pengaduan. Jadi kami tidak menerima pengaduan tersebut dan diviralkan di media," tegas Wewe.
Simak Video "Video: Tampang 5 Tersangka Kasus Pembunuhan Brigadir Esco"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/iws)











































