Sentra Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Rabadompu Barat, Kecamatan Raba, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), akhirnya buka suara terkait menyajikan makanan cepat saji (junk food) yang dihidangkan sebagai menu program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Ahli Gizi SPPG Rabadompu Barat 1, Eva Nurul Qomaryah, menyebut menu roti pizza yang dibagikan kepada para siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 39 Kota Bima beberapa waktu lalu diproduksi secara langsung di dapur MBG. Diketahui, orang tua (ortu) atau wali siswa sebelumnya mempertanyakan kandungan gizi dalam menu MBG tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menu pizza yang dianggap junk food oleh wali murid adalah homemade (buatan sendiri) di dapur," ujar Eva kepada detikBali, Selasa (18/11/2025).
Eva mengungkapkan bahan baku pembuatan roti pizza dipasok langsung dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal. Sebelum diproduksi, dia berujar, nilai gizi setiap menu sudah dihitung dan dipertimbangkan sesuai dengan kebutuhan gizi setiap kelompok usia penerima manfaat MBG.
"Kami sudah perhitungkan mulai dari energi, protein, lemak, karbohidrat hingga serat dan vitamin," imbuhnya.
Eva menegaskan pihaknya berupaya membatasi penggunaan makanan siap saji atau ultra-processed food (UPF) dalam menu MBG. Kalapun ada, dia melanjutkan, makanan seperti naget diproduksi sendiri di dapur MBG sesuai standar, porsi, dan kebutuhan gizi penerima manfaat MBG.
"Semua (menu MBG) yang kami suguhkan hasil olahan dan produksi sendiri di dapur dengan memberdayakan anak-anak remaja dan ibu-ibu," pungkasnya.
Sebelumnya, SPPG Rabadompu Barat menyajikan makanan cepat saji sebagai menu program MBG. Ortu atau wali siswa pun mempertanyakan menu roti pizza tersebut.
"Salah satu menu MBG yang diterima anak saya di sekolahnya tadi adalah roti pizza. Emang bisa menu ini masuk dalam MBG?," kata salah satu ortu siswa SDN 39 Kota Bima, Rahmansyah, Jumat (14/11).
Meski anaknya tak mengeluhkan sajian menu roti pizza itu, Rahmansyah mempertanyakan kandungan gizinya. Selain itu, dia mencurigai menu roti pizza tersebut dibeli dari luar sehingga tidak diolah sendiri oleh dapur MBG.
"Kalau makanannya kedaluwarsa dan membuat siswa keracunan siapa yang mau bertanggung jawab?" keluhnya. Rahmansyah meminta SPPG agar tetap memperhatikan gizi penerima manfaat MBG.
Simak Video "Video: Ombudsman Sarankan Menu MBG Harus Didiskusikan ke Siswa"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/iws)











































