Dea Lipa alias Deni Apriadi Rahman atau yang sedang viral dijuluki 'Sister Hong Lombok' mengungkapkan alasan di balik kebiasaannya mengenakan busana perempuan. Ia menegaskan bahwa pilihannya memakai pakaian wanita bukan untuk menipu atau melecehkan pihak mana pun, melainkan bentuk ekspresi pribadi yang sudah ia sukai sejak lama.
"Itu adalah bentuk ekspresi diri saya yang lahir dari kekaguman," jelasnya saat konferensi pers di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (15/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait foto dirinya yang tersebar mengenakan hijab, Deni tidak menampik hal tersebut. Ia mengakui memang pernah mengenakan busana yang identik dengan perempuan muslim tersebut, karena menurutnya hijab melambangkan kecantikan dan keanggunan.
"Saya menyadari bahwa saya memang pernah menggunakan jilbab. Bagi saya, jilbab itu simbol kecantikan, kelembutan, dan kehormatan," katanya.
Namun setalah viral, Deni sudah melepas atau memilih tidak lagi mengenakan hijab.
"Saya saat ini sudah melepas hijab," imbuhnya.
Ia tidak membeberkan alasan kenapa memilih sikap tersebut. Ia hanya berjanji tidak akan mengenakan kostum perempuan muslim itu lagi.
"Saya tidak akan menggunakannya lagi," tegasnya.
Korban Broken Home dan Perundungan
Deni menceritakan tumbuh dalam kondisi keluarga yang tidak utuh atau broken home dan kerap menjadi korban perundungan sejak kecil. Ia menuturkan bahwa sejak kecil kedua orang tuanya bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri. Hal itu membuat Deni harus tinggal dan dibesarkan oleh neneknya.
"Sejak kecil saya tinggal bersama nenek dari pihak ibu, karena kedua orang tua saya bekerja sebagai tenaga migran," katanya.
Sejak lahir, Deni mengidap gangguan pendengaran. Saat usianya menginjak 10 tahun, ia pernah mengalami kecelakaan sehingga membuat penyakitnya kian memburuk.
"Sejak kecil saya hidup dengan keterbatasan pendengaran, yang semakin memburuk setelah saya mengalami kecelakaan ketika berusia sekitar 10 tahun," jelasnya.
Karena kondisinya itu, Deni kerap menjadi sasaran perundungan semasa bersekolah. Kondisi mentalnya diperparah setelah sang nenek meninggal dunia pada saat Deni duduk di bangku kelas 6 SD.
Akibat situasi tersebut, Deni merasa tidak memiliki dukungan yang cukup untuk melanjutkan pendidikan. Ia pun hanya mampu menamatkan sekolah sampai jenjang Sekolah Dasar.
"Saya hanya menamatkan pendidikan sampai Sekolah Dasar karena pada masa itu saya mengalami perundungan dan tidak memiliki cukup dukungan untuk melanjutkan sekolah," ucapnya.
Usai tamat sekolah dan kehilangan sang nenek, Deni belajar bertahan hidup secara mandiri. Hingga pada suatu ketika, ia akhirnya menemukan keterampilan sebagai Make Up Artist (MUA) yang dipelajari secara otodidak melalui video di Youtube.
Menurut Deni, pekerjaan sebagai penata rias yang ia lakoni saat ini bukan hanya tempat mencari penghidupan. Tetapi sebagai bentuk mengekspresikan diri, sehingga membuatnya kembali memperoleh kepercayaan diri yang dulu telah hilang.
"Melalui pekerjaan (MUA) inilah saya merasa bisa berdiri di atas kaki saya sendiri, memenuhi kebutuhan hidup, dan perlahan memperoleh rasa percaya diri," ujarnya.
Sebelumnya, seorang penata rias atau make up artist (MUA) asal Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), viral di media sosial. Bukan karena keahlian merias wajah kliennya, tapi karena penampilannya yang feminin bak perempuan.
Warganet pun menjulukinya 'Sister Hong versi Lombok' setelah mengetahui bahwa sosok tersebut ternyata seorang laki-laki.
Identitas asli MUA terbongkar setelah akun Facebook @Diana_Arkayanti mengunggah foto pada Kamis (6/11/2025). Dalam unggahan itu, tampak sosok berhijab dengan wajah glowing yang disebut sebagai penata rias pengantin. Namun, yang mengejutkan publik adalah fakta bahwa sosok tersebut bukan perempuan, melainkan laki-laki.
Dari penelusuran berbagai sumber, penata rias tersebut diketahui nama asli Deni, berasal dari Desa Mujur, Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah. Ia akrab disapa Dea Lipa. Ia diketahui selalu mengenakan jilbab saat bekerja untuk menutupi identitasnya sebagai laki-laki.
Simak Video "Video: Alasan Seseorang Jadi Pelaku Bullying dari Kacamata Psikolog"
[Gambas:Video 20detik]
(nor/nor)











































