Mendikdasmen Sebut IFP Beda dengan Proyek Chromebook Era Nadiem

Mendikdasmen Sebut IFP Beda dengan Proyek Chromebook Era Nadiem

Ahmad Viqi - detikBali
Selasa, 21 Okt 2025 21:22 WIB
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Indonesia Bakal Abdul Muti saat berkunjung ke Bank NTB Syariah di Mataram, Selasa (21/10/2025). (Ahmad Viqi/detikBali)
Foto: Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Indonesia Bakal Abdul Mu'ti saat berkunjung ke Bank NTB Syariah di Mataram, Selasa (21/10/2025). (Ahmad Viqi/detikBali)
Mataram -

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menegaskan program Interactive Flat Panel (IFP) untuk sekolah berbeda dengan proyek Chromebook yang dijalankan pada masa Menteri Nadiem Makarim. Ia menjelaskan IFP merupakan program digitalisasi pendidikan yang masuk ke dalam program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

"Jadi IFP ini bukan smart TV, berbeda jauh dengan program Chromebook ya," ujarnya di Mataram, Selasa malam (21/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan program IFP diputuskan melalui rapat terbatas presiden bersama para menteri. Program ini juga telah diteken melalui Instruksi Presiden (Inpres) dan Peraturan Presiden (Perpres).

"Ada Inpres ada Perpresnya. Jadi sekolah yang siap menerima, kami siap kirimin. Yang tidak siap, tidak kami kirimi," tegas Mu'ti.

ADVERTISEMENT

Diketahui, IFP yaitu layar sentuh interaktif yang menggabungkan fungsi proyektor, papan tulis digital, dan televisi pintar dalam satu perangkat. Bagi sekolah yang sudah menerima IFP, seluruh guru dan siswa diminta secara bersama-sama memelihara IFP tersebut. Dia juga siap melatih para guru dalam pengoperasian IFP tersebut.

"Semua harus menjaga sekolah memelihara. Nanti guru juga kami latih agar alat itu bisa digunakan dengan sebaik-baiknya," tandasnya.

Dikutip detikEdu, digitalisasi pembelajaran ini berpijak dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2025 tentang Revitalisasi Satuan Pendidikan, SMA Unggul Garuda, dan Digitalisasi Pembelajaran, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Kemendikdasmen menargetkan 288.865 sekolah siap melakukan digitalisasi pembelajaran tahun 2025. TV interaktif hingga laptop sudah disebar untuk tahap pertama.

Mendikdasmen Siap Bantu Pelatihan Guru-guru di NW Anjani

Abdul Mu'ti mengunjungi kediaman Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) Raden Tuan Guru Bajang (TRGB) Lalu Gede Zainuddin Atsani, Selasa malam (21/10/2025). Dalam pertemuan itu, Mu'ti berencana memberikan bantuan kepada para guru dan tenaga pendidikan di Ponpes NW untuk mengadakan pelatihan peningkatan mutu pendidikan.

"Kami sudah berkomunikasi dengan Ketum PBNW dan ini menjadi silaturahmi awal dengan seluruh stakeholder. Kami siap bekerjasama dengan NW," kata Mu'ti di kediaman Raden TRGB Lalu Gede Zainuddin Atsani di Mataram.

Mu'ti mengatakan siap membantu lembaga pendidikan di NW Anjani jika ingin mengadakan pelatihan guru. Kementerian akan berkoordinasi dengan Balai Guru dan Tenaga Kependidikan (BGTK) Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk melatih para guru di NW Anjani.

"Kami siap membantu melakukan pelatihan guru dan lainnya," katanya.

Dalam kesempatan itu, Mu'ti menjawab hasil survei IndoStrategi yang merilis Kemendikdasmen sebagai Kementerian dengan kinerja terbaik tahun 2025. Menurut dia, hasil survei itu tidak perlu dibanggakan.

"Tidak boleh geer. Kami berterimakasih kepada masyarakat yang apresiasi atas kepemimpinan kami. Kami hanya melaksanakan amanat presiden masih banyak kekurangan hubungan dengan masyarakat. Kami masukan yang konstruktif agar bisa lebih berbuat banyak lagi," katanya.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) TRGB Lalu Gede Zainuddin Atsani mengaku konsep pelatihan guru di ponpes NW Anjani telah dibicarakan dengan Mu'ti. "Nanti pelatihan itu kami berikan kepada guru dan lainnya. Insyallah ini akan dilaksanakan ke depan," katanya.

Atsani menyebut pelatihan itu bertujuan untuk meningkatkan kapasitas guru dan mutu pendidikan di seluruh lembaga pendidikan di NW Anjani.

"Berapa yang dilatih itu nanti akan menjadi kewenangan Pimpinan Persatuan Guru Nahdlatul Wathan yang punya bagian, kan masing-masing di organisasi ada yang urus," tandas Atsani.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads