Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali memakan korban. Sejumlah siswa dan guru di SDN 11 dan 42 Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) diduga keracunan menu MBG. Walhasil, para korban harus dirawat di beberapa rumah sakit.
Dua SDN tersebut berada di Kelurahan Manggemaci, Kecamatan Mpunda. "Kebetulan dua SDN ini berada di Kelurahan Manggemaci," ungkap Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Manggemaci, Kecamatan Mpunda, Kota Bima, Zahruddin HM Saleh, dikonfirmasi detikBali, Minggu, (12/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data yang didapat, tercatat ada 11 siswa dari SDN 11 Kota Bima yang keracunan. Sementara siswa dari SDN 42 Kota Bima sebanyak 12 orang. Saat ini, sebagian dari mereka masih dirawat dan sebagian sudah dipulangkan.
"Ada 7 orang yang dirawat di RSUD Kota Bima dan 2 orang di RS TNI Angkatan Darat. Saya juga baru pulang menjenguk, kebetulan mereka anak-anak dari keluarga saya," katanya.
Zahruddin mengungkapkan siswa dan guru keracunan diduga setelah mengonsumsi menu MBG yang dibagikan pada Kamis (9/10/2025) pagi. Mereka lantas mengalami gejala keracunan pada Kamis sore hingga malam. Saat itu juga langsung dilarikan ke RSUD Kota Bima dan RS TNI Angkatan Darat.
"Ada juga yang masuk pada Jumat kemarin. Dengan keluhannya yang sama yakni, lemas, muntah, dan diare," ungkap dia.
Zahruddin menambahkan khusus di SDN 42 Manggemaci, keluarga siswa juga ikut keracunan hingga dilarikan ke RS. Pasalnya, paket MBG yang dibagikan dibawa pulang oleh siswa lalu disantap oleh keluarganya di rumah.
"Karena kasus keracunan sudah menyasar warga, tidak hanya siswa dan guru, kami dari LPM dan warga Kelurahan Manggemaci akan membawa persoalan ini ke ranah hukum," imbuhnya.
Terkait persoalan itu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur penyuplai menu MBG di dua sekolah itu belum memberikan komentar. Termasuk juga Kepala SDN 11, Hartuti, dan Kepala SDN 42 Kota Bima, Maryani. Mereka belum memberikan tanggapan saat coba dikonfirmasi detikBali.
(hsa/hsa)