17 Siswa di Lombok Barat Diduga Keracunan MBG, Sempat Dibawa ke Puskesmas

17 Siswa di Lombok Barat Diduga Keracunan MBG, Sempat Dibawa ke Puskesmas

Sui Suadnyana, M Zahiruddin - detikBali
Rabu, 03 Sep 2025 20:19 WIB
Menu program MBG yang disantap siswa SDN 1 Selat, Kecamatan Narmada, Lombok Barat. (Dok. Kabid P3KL Dinkes Lombok Barat, Suhaili)
Foto: Menu program MBG yang disantap siswa SDN 1 Selat, Kecamatan Narmada, Lombok Barat. (Dok. Kabid P3KL Dinkes Lombok Barat, Suhaili)
Lombok Barat -

Sebanyak 17 siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Selat, Kecamatan Narmada, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), diduga keracunan setelah mengonsumsi menu program Makan Bergizi Gratis (MBG).

"Iya (kejadian) tadi pagi, sementara informasi yang kami dapatkan gara-gara Makan Bergizi Gratis," kata Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Lombok Barat, Suhaili, via WhatsApp, Rabu (3/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah siswa tersebut diketahui mulai mengonsumsi menu program MBG pukul 10.00 Wita. Menu yang disantap siswa ialah satu porsi berisi nasi, olahan sawi, tiga potong tahu, beberapa telur puyuh, dan sebuah pisang.

Sebanyak 17 siswa kemudian mengalami nyeri perut sekitar 30 menit kemudian, 10 di antaranya juga ditambah muntah-muntah. Guna mengatasi gejala keracunan siswa, SDN 1 Selat akhirnya membawa mereka ke Puskesmas Suranadi, Kecamatan Narmada, Lombok Barat, untuk dilakukan perawatan dan observasi.

ADVERTISEMENT

Sebagai langkah awal penanganan, Dinkes Lombok Barat kini sudah mengambil sampel menu program MBG yang disantap siswa untuk diuji laboratorium milik Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Mataram.

"Dari informasi yang kami dapatkan, tidak ada yang mengatakan basi. Namun, yang perlu kami cek adalah apakah makan itu mengandung bakteri atau zat kimia, ini yang kami masih tunggu hasil laboratoriumnya," tutur Suhaili.

Suhaili memastikan para siswa sudah diberikan perawatan dan telah dipulangkan ke rumah masing-masing. Suhaili juga sudah berkoordinasi dengan puskesmas terdekat jika gejala keracunan siswa masih tetap berlanjut.

"Kalau ada siswa yang memburuk setelah dipulangkan, silahkan ditindaklanjuti. Apakah mau dirawat inap di puskesmas atau dirujuk ke rumah sakit, tergantung dari perkembangan penyakit," ucap Suhaili.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads