Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Melki Laka Lena melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Desa Lungar, Poco Leok, Manggarai. Kedatangan Melki itu disambut aksi demonstrasi yang dilakukan warga Poco Leok yang menolak pembangunan geothermal di wilayah mereka.
Melki menjelaskan kehadirannya di desa itu untuk berdialog sekaligus mendengarkan aspirasi dari warga setempat. Termasuk terkait pro dan kontra dalam pembangunan geothermal.
"Saya pastikan ini pertemuan pertama dan bukan yang terakhir dan saya harap kami bisa berdialog dengan baik untuk mencari titik temunya," kata Melki, dalam keterangan tertulis yang diterima detikBali, Kamis (17/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kebutuhan Rumah di NTT Capai 90.000 Unit |
Melki tak mempermasalahkan kedatangannya itu disambut dengan demonstrasi warga. Politikus Partai Golkar itu menyebut aksi tersebut sebagai bentuk penghormatan terhadap dirinya.
"Terima kasih untuk penyambutannya, saya lihat ini sebagai penghormatan terhadap saya," imbuhnya.
Mama Merry, salah seorang perwakilan warga, menjelaskan kehadiran proyek geothermal di wilayah mereka tidak memberi manfaat bagi warga. Ia pun menyampaikan kepada Melki bahwa proyek tersebut dapat merusak tatanan adat masyarakat Poco Leok.
Terkait keluhan warga itu, Melki berjanji akan menggelar dialog lebih lanjut untuk memastikan keberlanjutan proyek geothermal tersebut. Ia berharap warga Poco Leok tidak terpecah dan proyek tersebut tidak menimbulkan konflik di masyarakat.
"Geothermal itu tidak lebih hebat dari persaudaraan dan kekeluargaan. Jauh sebelum barang ini ada, kita adalah satu keluarga besar. Kalau kami punya niat jahat terhadap Poco Leok, kami tidak akan selamat keluar dari sini," imbuh Melki.
Setelah bertemu dengan warga Desa Lungar, Melki melanjutkan agendanya mengunjungi Desa Wewo. Desa itu merupakan lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu yang telah beroperasi selama 13 tahun. Melki dan rombongan didampingi oleh Bupati Manggarai, Heribertus Nabit.
Vinsen, salah seorang warga Wewo, meminta pemerintah agar memperbaiki infrastruktur jalan di wilayah itu. Berbeda dengan Desa Lungar, warga Wewo itu mengaku menyambut baik kehadiran proyek geothermal di wilayah tersebut.
"Ketika proyek ini jalan, masyarakat di sekitar sini perlu diperhatikan. Infrastruktur jalan perlu juga diperhatikan. Semua ini untuk kesejahteraan masyarakat," ungkap Vinsen.
Melki optimistis polemik terkait proyek geothermal di Poco Leok akan menemukan titik temu. "Saya datang ke sini untuk mendengar langsung dan berdialog dengan kelompok yang di posisi apa saja. Baik itu kelompok yang menolak, ada juga yang mendukung maupun kelompok yang netral," ujar Melki.
(iws/iws)