"Mungkin ada satu minggu sampah ini nggak diambil. Sudah bau banget, kemarin-kemarin bahkan ada belatungnya," kata Soleh, salah satu pedagang di Pasar Kebon Roek, saat diwawancarai detikBali, Selasa (27/5/2025).
Pantauan detikBali, saking banyaknya, sampah di Pasar Kebon Roek tersebut sudah meluber dari kontainer. Sampah bahkan meluber ke jalan yang biasanya digunakan pedagang dan warga untuk melintas.
"Kontainernya sudah penuh, jadi orang-orang pada buang sampah di bawah situ (area jalan). Nah, sekarang, jalanannya penuh sama tumpukan sampah," jelas Soleh.
Nurul, salah satu pedagang sayur di Pasar Kebon Roek mengeluhkan hal yang sama. Aroma tak sedap dan membusuk tampak menyengat dari tumpukan sampah yang menggunung sejak beberapa hari terakhir.
"Mau nggak mau, kami harus pakai masker, kalau pindah lapak ndak mungkin. Semoga pemerintah bisa cepat ambil sampah ini, bau banget soalnya," ujar Nurul.
Ningsih, salah satu warga Mataram yang tengah berbelanja mendesak agar permasalahan sampah di Pasar Kebon Roek harus cepat ditangani.
"Bau banget lo, buset banget. Saking baunya, sekali lewat, aromanya nempel semua di baju," tutur Ningsih.
Ningsih berharap Pemkot Mataram, khususnya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Mataram bisa bergerak cepat menangani permasalahan sampah di pasar tersebut.
"Saking bau-nya, sudah banyak belatung, dan ada cairan hitam pekat dari tumpukan sampah itu. Kalau dibiarkan terus-menerus, bisa jadi penyakit," ujarNingsih.
Kepala DLH Mataram, Nizar Denny Cahyadi, menuturkan penumpukan sampah di area Pasar Kebon Roek terjadi karena dampak pembatasan pembuangan sampah ke TPA Kebon Kongok sejak beberapa pekan terakhir.
"Kendalanya (ada di) tempat buangnya karena TPA Kebon Kongok masih dibatasi satu ritase per hari," terang Denny.
Diketahui, sejak beberapa pekan terakhir, TPA Kebon Kongok, Lombok Barat, memberikan pembatasan pengiriman sampah, dari yang sebelumnya tiga menjadi satu ritase.
"Besok, kami usahakan sudah clear kembali (dan diangkut petugas)," tegas Denny.
(hsa/iws)