.webp)
Kisah kelam pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal dan praktik kotor para tekong atau calo di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), difilmkan. Kisah ini diangkat dalam film berjudul 'Pelicin' yang disutradarai Joe Auzai, sineas lokal di Lombok Timur.
"Ide film 'Pelicin' ini sebenarnya berdasarkan keresahan saya setelah melihat banyaknya para PMI kita yang berada di luar negeri, khususnya di Malaysia. Mereka diberangkatkan tanpa mengetahui apakah mereka berangkat dari jalur legal atau ilegal. Itu sebenarnya poinnya," jelas Joe Auzai, kepada detikBali, Sabtu (15/02/2025).
Menurut Joe, praktik sogok-menyogok dan percaloan dalam pengurusan administrasi PMI terjadi karena masyarakat lebih memilih jalur cepat meskipun berisiko.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masyarakat kita terkadang hanya ingin cepatnya saja tidak mau ribet sehingga untuk mengurus administrasi PMI saja lebih memilih tekong (calo). Realita ini kemudian kami kemas dalam film 'Pelicin' ini," ungkap Joe.
Film 'Pelicin' mengisahkan perjuangan Salmat (Jielly Pratama) dan Wani (Dewi Armania Putri). Sepasang suami istri itu harus berpisah demi memperbaiki ekonomi keluarga. Salmat nekat menjadi PMI ilegal ke Malaysia. Ia meninggalkan Wani yang sedang hamil.
Namun, untuk bisa berangkat, Salmat harus membayar sejumlah uang kepada Raup (Hasanul Basry), seorang tekong yang menjanjikan jalan pintas. Sayangnya, uang pelicin yang mereka berikan justru menjadi awal dari petaka yang menghantam keluarga mereka.
"Realitanya masyarakat kita rata-rata kan menggantungkan hidupnya di Malaysia. Kalau nggak ke Malaysia itu tidak bisa bikin rumah karena tidak adanya lapangan pekerjaan. Sehingga, mereka harus rela membayar sejumlah uang kepada calo (tekong) supaya mereka bisa dikirim untuk bekerja," kata Joe.
Film 'Pelicin' ditulis oleh Riyana Rizki dan disutradarai oleh Joe Auzai. Film diproduksi oleh Anggrek Media bersama Tidak Sibuk Picture. Film ini tayang perdana, Sabtu (15/2/2025) di Bioskop CGV Transmart Mataram.
(iws/iws)
