Round Up

Fenomena Tak Biasa Erupsi Gunung Lewotobi hingga Kehidupan Pascaerupsi

Tim detikBali - detikBali
Jumat, 08 Nov 2024 10:12 WIB
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Kamis (7/11/2024). (Foto: ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)
Flores Timur -

Aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), terus meningkat. Dalam beberapa hari terakhir, gunung api tersebut erupsi beberapa kali dan memancing kepanikan warga.

Erupsi cukup besar yang memancing kepanikan terjadi pada Kamis (7/11/2024), sekitar pukul 10.48 Wita. Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 5 kilometer (km) di atas puncak.

"Kolom abu teramati berwarna cokelat dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya, barat, dan barat laut," jelas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunungapi Lewotobi Laki-laki dalam siaran pers, Kamis.

Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47,3 mm dan durasi sementara ini kurang lebih 24 menit 5 detik. Terjadi awan panas guguran dengan amplitudo 47,3 mm.

Adapun aliran lava bergerak ke arah utara timur laut sejauh 3 kilometer (km). Saat ini erupsi masih terjadi. Sementara, status Gunung Lewotobi Laki-laki berada pada Level IV atau Awas.

Fenomena Tak Biasa

Lontaran batu pijar erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki membentuk banyak lubang menganga di permukiman warga di Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur, NTT. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut erupsi pada 3 November lalu itu sebagai sesuatu yang tak biasa.

"Kami kemarin melihat lokasi dari lubang-lubang akibat jatuhan batu pijar," kata Kepala PVMBG Hadi Wijaya dalam konferensi pers di Flores Timur, Kamis (7/11/2024).

Hadi menyebut erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki empat hari lalu adalah erupsi yang luar biasa. Jenis erupsinya eksplosif yang melontarkan batu-batu pijar.

Batu-batu ini yang kemudian terlontar jauh hingga ke permukiman, menimpa rumah warga, dan membentuk lubang-lubang besar di ladang, jalan, dan halaman rumah warga.

"Ada lubang dengan diameter 14 meter dengan kedalaman 4 meter. Bahkan di sekolah, ada yang diameternya mencapai 15 meter, kedalaman 5 meter," ungkap Hadi.

Hadi mengungkapkan gedung satu sekolah di sana ambruk bukan karena tak kuat menahan tumpukan abu vulkanik, tetapi karena tertimpa batu pijar. "Ini sebuah fenomena dan karakterikstik yang tak biasa dari erupsi-erupsi gunung api yang terjadi," sebutnya.

PVMBG bersama BNPB dan pihak-pihak terkait telah meninjau ke lapangan untuk memetakan batu pijar lontaran Gunung Lewotobi Laki-laki. Pemetaan dilakukan untuk mitigasi awal jika suatu saat erupsi serupa terjadi.

Sejauh ini sembilan orang dilaporkan tewas akibat bencana itu. Enam orang tewas merupakan satu keluarga yang rumah mereka tertimpa batu pijar.

"Erupsi masih terus berlangsung dan tak bisa diprediksi sampai kapan," kata Kepala BNPB Suharyanto.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya...



Simak Video "Kominfo Bangun Sistem Peringatan Dini Bencana, Aktif di TV-Ponsel"

(dpw/gsp)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork