Penjabat (Pj) Bupati Lombok Timur Muhamad Juaini Taofik menyebut indeks pembangunan manusia (IPM) di daerah tersebut meningkat signifikan. Menurutnya, peningkatan IPM tersebut tak terlepas dari peran pondok pesantren (ponpes) di Lombok Timur yang jumlahnya selalu meningkat.
"Para santri ini bukan modal bangsa, tetapi aset bangsa," kata Juaini saat menghadiri perayaan Hari Santri Nasional (HSN) tingkat Provinsi NTB yang dipusatkan di Lombok Timur, Selasa (22/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juaini menuturkan indeks IPM Lombok Timur saat ini naik dua peringkat menjadi posisi ke-7 dari 10 kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat (NTB). Ia menilai keberadaan para santri merupakan salah satu faktor kemajuan Lombok Timur.
Menurut Juaini, para siswa memilih ponpes bukan lantaran tak lulus di sekolah negeri. Ponpes, dia berujar, telah sejajar dengan pendidikan formal sehingga menjadi pilihan bagi para pembelajar. Hal itu terbukti dengan banyaknya ponpes yang tersebar di Lombok Timur (Lotim).
"Saat ini saja jumlah ponpes yang ada di Lotim mencapai 342 ponpes," imbuhnya.
Kepala Kanwil Kemenag NTB Zamroni Azzis mengapresiasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lotim yang telah menggelar kegiatan perayaan Hari Santri Nasional tingkat Provinsi NTB.
"Sambutan yang diberikan Pemkab Lotim ternyata luar biasa, di luar ekspektasi," kata Zamroni.
Zamroni berpesan agar para santri mengutamakan ilmu dan berakhlak baik. Dengan ilmu, ia berujar, seseorang dapat menjelajah dunia, termasuk menjadi pejabat, tuan guru, dan lainnya.
"Akan percuma ilmunya tinggi, tetapi berakhlak tidak bagus. Sebaliknya, akhlaknya bagus, tapi tak berilmu juga kurang baik," pungkasnya.
(iws/iws)