Aktivitas pendakian ke Bukit Anak Dara di Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), ditutup petugas. Ini merupakan imbas kebakaran 286 hektare lahan. Penutupan diberlakukan sejak Selasa (3/9/2024) hingga waktu yang belum ditentukan.
"Sementara kami tutup sampai batas waktu yang kami anggap aman untuk didaki. Karena seluruh bukit terbakar," ujar Kasi Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) pada Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Rinjani Timur Lalu Iskandar dikonfirmasi, Rabu siang (4/9/2024).
Menurut Iskandar, berdasarkan hasil analisis petugas, diduga penyebab kebakaran Bukit Anak Dara berasal dari bekas api para pendaki. Dugaan itu diperkuat dengan titik api pertama yang berasal dari puncak bukit dengan ketinggian 2.100 meter di atas permukaan laut (mdpl).
"Kan kejadiannya malam Minggu. Jadi lokus kejadian di puncak bukitnya. Jadi perkiraan sementara bekas api pendaki, karena dari atas apinya," tutur Iskandar.
Saat ini petugas masih mendalami siapa yang membuat api malam itu. Selain itu petugas juga sedang berupaya menghitung kerugian akibat kebakaran tersebut. Penghitungan tersebut harus melibatkan tim ahli.
"Untuk menaksir kerugian negara harus libatkan ahli. Ini sekaligus menjadi atensi kejadian kemarin. Ini jadi catatan mahal kami karena ini kejadian luar biasa," tandas Iskandar.
Diberitakan sebelumnya kebakaran ratusan hektare lahan di Bukit Anak Dara terjadi sejak Sabtu malam (31/8/2024).
"Kami dengan masyarakat, tentara, polisi, pengelola, dan aparat desa sudah turun langsung ke titik kebakaran," ujar Kasi Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) pada Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Rinjani Timur Lalu Iskandar Selasa (3/9/2024).
Iskandar memastikan semua spot api di area Bukit Anak Dara sudah padam pada pukul 18.00 Wita, Senin (2/9/2024).
"Seluruh api sudah mati. Api sampai ke balik Bukit Selong (bawah bukit Anak Dara) ada sedikit, tapi sudah padam total,"
bebernya.
Simak Video "Video: Evakuasi 20 Mahasiswa Parepare Tersesat di Gunung Nepo, 1 Hipotermia"
(hsa/gsp)