Lagu Gugur Mayang merupakan lagu daerah yang berasal dari Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Lagu ini berisi tentang peringatan kepada manusia bahwa tak selamanya budi baik dibalas dengan hal baik juga.
Kebaikan yang telah diberikan kepada orang lain dapat dibalas dengan keburukan. Oleh karena itu, kita harus tetap berwaspada. Berikut ini lirik lagu Gugur Mayang beserta chord dan maknanya.
Lirik Lagu Gugur Mayang dan Chord
Intro: Am C Dm Am
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Am C
Gugur mayang kahuripan
G Am Dm
Kembang gadung sedin gunung
G Am
Awun awun panas jelo
C Dm Am
Ate ate lalo telang
G Am
Ado dende
Am C
Umbak umbul lek tembuang
G Am Dm
Rendo tangis gumi sasak
G Am
Pasek dese ilang sirne
C Dm Am
Kahuripan besengkale
G Am
Ado kirangge
Am C
Gong bedaye side nune
G Am Dm
Semu ayu bales ale
G Am
Iling-iling ring ubaye
C Dm Am
Mangde jari tutur mudi
G Am
Lek semeton jari
Baca juga: Lirik Lagu Desaku, Lengkap Chord dan Makna |
Ending: Am C Dm Am
Makna Lagu Gugur Mayang
Pada bagian pertama, gugur mayang kahuripan diibaratkan sebagai kehidupan yang penuh dengan manusia seperti bunga mayang di desa yang runtuh. Kemudian, kembang gadung sebesar gunung melambangkan kehancuran yang disebabkan oleh kehadiran seseorang yang tidak baik di dekat raja atau pengkhianat di desa. Awun-awun panas jelo, menggambarkan upaya pengkhianat untuk bersembunyi tetapi akhirnya terbongkar karena pengelihatan luas sang raja.
Bagian kedua, umbak yang tak berhenti melambangkan berita tentang pengkhianatan yang menyebar luas di masyarakat, seperti ombak yang tak pernah habis di pertemuan sungai dan lautan. Rendoq tangis gumi sasak, melukiskan kesedihan masyarakat atas peristiwa tersebut, dan Pasek dese hilang sirne menunjukkan kehilangan sifat jujur dalam pemerintahan yang menyebabkan kesedihan di desa.
Bagian ketiga, mumbedaye side nune semu ayu bales kale, mengingatkan kita untuk selalu berhati-hati karena kebaikan bisa dibalas dengan keburukan. Kahuripan besengkale dih irangge menegaskan bahwa sebuah kehidupan bisa terancam oleh pengkhianatan, dan untuk keselamatan diri kita sendiri, kita harus tetap waspada.
Artikel ini ditulis oleh Husna Putri Maharani peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nor/nor)