Baru mengalahkan mantan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL), di Pemilu 2024, calon anggota legislatif (caleg) untuk DPR, Ratu Ngadu Bonnu Wulla membuat heboh. Musababnya, saksi Partai NasDem menyebut Ratu mundur dari pencalegan.
Video keterangan saksi dari Nasdem itu berdurasi 1 menit 11 detik. Pernyataan saksi atas mundurnya Ratu diduga disampaikan dalam rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tingkat nasional serta penetapan hasil Pemilu 2024
"Saya saksi dari Partai NasDem mau menyampaikan kepada KPU ada surat dari ketua umum dan nanti disampaikan kepada Bawaslu RI, terkait dengan pengunduran diri anggota DPR RI Nomor 5 di NTT II, dan untuk suratnya akan kami sampaikan dan pengunduran ini atas kehendak yang bersangkutan dan di atas materai," ujar saksi tersebut seperti dikutip dari video.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem NTT Yusak Meok belum mengetahui terkait mundurnya Ratu sebagai caleg DPR. "Kami belum mengetahui secara pasti soal itu," tuturnya. Dia berjanji akan mengumumkan kabar tersebut setelah mendapat informasi.
Ratu Wulla merupakan caleg DPR daerah pemilihan (Dapil) Nusa Tenggara TImur (NTT) II. Dia dinyatakan lolos sebagai anggota DPR periode 2024-2029 setelah mengalahkan mantan Gubernur NTT Viktor Laiskodat.
Rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTT menyebutkan VBL meraih 65.359 suara. Sementara Ratu Wulla meraup 76.331 suara atau selisih 10.972 suara.
Ratu Wulla menang di dua kabupaten di NTT, yakni Sumba Barat dan Sumba Barat Daya. Viktor Laiskodat di Sumba Barat hanya mendapat 3.324 suara, sedangkan Ratu Wulla meraih suara 8.931 suara. Kemudian, di Sumba Barat Daya (SBD), Ratu berhasil meraih suara 61.384 sedangkan VBL 3.345 suara.
Pengamat politik Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, Mikhael Raja Muda Bataona, menilai Ratu Wula mundur sebagai caleg DPR untuk mendapatkan sesuatu yang lebih besar. Sebab, tidak mungkin seorang politikus rela kehilangan jabatan jika tidak ada sesuatu yang menguntungkan.
Menurut Mikhael, mundurnya Ratu Wulla merupakan suatu bargaining (tawar-menawar) politik yang menguntungkan, baik bagi dirinya ataupun keluarga. Jika tidak, Ratu Wulla tentu tidak akan mundur setelah lolos menjadi anggota DPR RI dari NTT II.
Menurutnya, keuntungan politik yang bisa saja didapatkan Ratu Wulla dari Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh serta para pimpinan di level bawah, termasuk dengan VBL.
"Di mana, bargaining politiknya itu wujudnya adalah sesuatu yang sama-sama menguntungkan. Terutama sangat menguntungkan bagi Ratu Wulla secara pribadi dan suaminya yang juga mantan Bupati SBD," tegasnya.
Mikhael menerangkan Viktor Laiskodat merupakan salah satu simbol NasDem yang reputasinya sangat dibutuhkan partai tersebut di tingkat nasional. Mundurnya Ratu sebagai caleg terpilih DPR dari NasDem merupakan kepentingan dari partai itu.
Menurut Mikhael, VBL lebih diprioritaskan oleh NasDem ketimbang Ratu. Di sisi lain, mundurnya Ratu juga bisa terkait dengan penugasan partai. Misalkan, Ratu didapuk sebagai calon bupati Sumba Barat Daya dalam Pilkada 2024.
Selain itu, Mikhael menambahkan, Ratu Wulla dan suaminya yakni Markus Daro Talu -merupakan mantan bupati SBD- juga masih bisa maju kembali. "Jadi, tentu saja bargaining-nya adalah sesuatu yang sangat menguntungkan bagi Ratu Wula dan keluarganya," paparnya.
(gsp/gsp)