Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) masih menunggu hasil laboratorium sampel darah perempuan asal Desa Labulia, Kecamatan Jonggar, Lombok Tengah. Perempuan berusia 22 tahun itu sebelumnya berstatus suspek atau terindikasi terpapar virus cacar monyet.
Kepala Dinas Kesehatan NTB Lalu Hamzi Fikri mengatakan sampel darah perempuan asal Desa Labulia itu telah dikirim ke laboratorium Kementerian Kesehatan. Ia meminta warga untuk menanggapi secara berlebihan. Sebab, seseorang yang berstatus suspek cacar monyet belum tentu terjangkit penyakit akibat virus monkeypox itu.
"Ini kan masih suspek, jangan panik dulu ya," kata kata Fikri di Mataram, Senin (13/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Fikri, seseorang yang terindikasi terpapar virus cacar monyet perlu dipastikan melalui hasil pemeriksaan laboratorium. "Sampel darahnya sudah kami serahkan ke lab Kementerian Kesehatan. Jadi harus kami uji kondisinya secara klinis," imbuhnya.
Fikri mengungkapkan kondisi perempuan asal Desa Labulia yang suspek cacar monyet itu saat ini sudah membaik. Meski begitu, perempuan tersebut masih diwajibkan untuk isolasi mandiri sesuai aturan yang berlaku. "Jika ternyata ini positif, kami akan beri perlakuan khusus," sambungnya.
Sebelumnya, seorang perempuan asal Desa Labulia dilaporkan mengalami gejala virus cacar monyet. Adapun gejala yang dirasakan perempuan tersebut, antara lain bintik-bintik merah pada tubuhnya dan mengalami demam tinggi. Ia mendapat perawatan medis di RS Tripat Gerung Lombok Barat pada 30 Oktober 2023.
Dilansir dari laman Litbang Kemenkes, cacar monyet adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Virus cacar monyet dapat menular ketika seseorang bersentuhan dengan virus dari hewan yang terinfeksi, orang yang terinfeksi, atau bahan yang terkontaminasi virus. Penyakit tersebut juga dapat ditularkan dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan luka infeksi, koreng, cairan tubuh penderita, hingga droplet pernapasan.
(iws/dpw)