Paus Terdampar di Manggarai Barat gegara Gangguan Navigasi di Tubuhnya

Paus Terdampar di Manggarai Barat gegara Gangguan Navigasi di Tubuhnya

Ambrosius Ardin - detikBali
Sabtu, 11 Nov 2023 17:21 WIB
Seekor paus terdampar lalu mati di pantai di Manggarai Barat, NTT.
Seekor paus terdampar lalu mati di pantai di Manggarai Barat, NTT. Foto: Istimewa
Manggarai Barat -

Koordinator Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu Wilker Manggarai Zakki Ardiansyah mengatakan belum mengetahui pasti penyebab paus terdampar hingga mati di Pantai Bangko, Desa Nanga Bere, Kecamatan Lembor Selatan, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (10/11/2023). Ia menduga paus malang itu mengalami disorientasi sistem sonar.

"Diduga penyebabnya karena disorientasi sistem sonar yang dimiliki paus yakni adanya gangguan navigasi yang dimiliki organisme tersebut," kata Zakki, Sabtu (11/11/2023).

Dugaan mengalami disorientasi sistem sonar itu ditandai dengan perilaku paus yang selalu kembali ke pantai setelah beberapa kali dievakuasi ke laut dalam sebelum akhirnya mati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena pada saat awal ditemukan sudah dicoba dievakuasi kembali ke laut dalam, namun selalu kembali ke pantai," jelas Zakki.

Paus tersebut berukuran panjang 5,95 meter setelah dilakukan pengukuran, sebelumnya disebutkan panjangnya sekitar 3 meter. Zakki mengatakan TNP Laut Sawu merupakan salah satu koridor migrasi paus.

ADVERTISEMENT

Ia menjelaskan paus jenis Short Finned Pilot Whale (globichepala macrorhynchus) itu ditemukan oleh nelayan setempat akan terdampar sekitar jam 06.00 Wita. Satu jam kemudian, paus itu ditemukan dalam kondisi lemas di Pantai Bangko.

Nelayan dan warga di sana berusaha menyelamatkan paus itu dengan mendorongnya kembali ke tengah laut. "Upaya tersebut gagal karena paus selalu berenang kembali ke pantai. Upaya penanganan sudah dilakukan tiga kali, namun paus terus berputar kembali ke pantai," terang Zakki.

Tim Respon yang tiba pukul 10.00 Wita menemukan paus tersebut sudah terjebak di bebatuan di pantai tersebut dalam kondisi lemas. Tim Respon melakukan penanganan dengan terus membasahi seluruh bagian tubuh paus karena air laut mulai surut.

Hasil pengamatan pada tubuh paus itu ditemukan empat luka di permukaan tubuhnya serta luka gores di sirip ekor karena gesekan dengan pasir dan batu. Pada pukul 14.00 Wita, paus dinyatakan sudah mati dan dikubur pada malam harinya.

"Dengan kondisi penguburan secara utuh diharapkan nantinya dapat dijadikan spesimen atau cadaver untuk dapat ditampilkan di pusat edukasi Beolejong Penyu (Rumah Pelestarian Penyu) Desa Nanga Bere," tandas Zakki.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads