Kebakaran hutan di kawasan Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), terus meluas. Saat ini titik api terpantau di tiga titik dan hutan yang terbakar mencapai 95 hektare.
Penanggung Jawab Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) TNGR Lalu Santawana mengungkapkan kebakaran terjadi sejak Kamis, 2 November lalu. Sampai saat ini, api belum bisa dipadamkan.
"Luas area ini yang terbakar 95 hektare. Bahkan terus meluas," kata Santawana kepada detikBali Rabu petang (8/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Santawana mengungkapkan sampai kini belum dapat dikendalikan. Hasil pemantauan jarak jauh menggunakan drone, titik api berada pada jarak sekitar 7 kilometer dari permukiman warga.
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Dwi Pangestu mengatakan lahan yang terbakar merupakan area vegetasi yang tersebar di tiga lokasi.
"Yang terbakar semak, perdu, rumput dan dedaunan kering, pohon, pohon bak-bakan, cemara gunung, saropan, dan tanaman akasia," ungkap Dwi.
Adapun, tiga titik api itu berada di Resort Sembalun Satuan Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II seluas 50 hektar, Resort Aik Berik SPTN Wilayah I, dan Resort Santong SPTN Wilayah I.
"Untuk kedua lokasi di Aik Berik dan Santong tim masih dalam perjalanan untuk berupaya memadamkan api," ujar Dwi.
Tim telah melakukan pemantauan visual di gerbang batas kawasan dalam Petung. Petugas melihat areal bekas kebakaran yang terjadi pada malam hari.
"Siang harinya kepulan asap berada di sekitar Malatan. Terpantau ada penambahan 11 hot spot. Sehingga total hot spot mencapai 57 titik. Masih belum bisa dipadamkan," katanya.
Untuk di Resort Aik Berik dan Santong SPTN Wil I di sekitar kaldera terdapat 4 hot spot api berhasil dipadamkan.
Saat ini pihak TNGR telah menerjunkan tiga tim pemadam menuju Gunung Layur. Untuk mencapai lokasi paling cepat ditempuh satu hari perjalanan. Hingga saat ini belum diperoleh informasi dari ketiga tim mengenai proses pemadaman api.
"Ada beberapa kendala ya. Topografi curam serta terjal dan lokasi kebakaran jauh dari jalur wisata pendakian," pungkas Dwi.
(dpw/hsa)