Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT) Irjen Johni Asadoma mengungkapkan penanganan kasus kericuhan TNI-Polri di Kupang masih berlanjut. Menurutnya, saat ini investigasi masih dilakukan oleh Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI, Polisi Militer Kodam (Pomdam) TNI, dan Polda NTT.
"Itu sedang dalam investigasi juga antara tim dari Puspom, dari Pomdam, dan dari Polda," kata Johni di Labuan Bajo, Kamis (27/4/2023).
Johni mengatakan sejumlah anggota polisi sudah diperiksa. Hanya saja, ia mengaku tak mengetahui jumlah anggota kepolisian yang diperiksa dalam kasus tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya nggak tahu (jumlah polisi yang diperiksa), yang saya tahu sedang ada investigasi. Kami memberikan akses yang selebar-lebarnya kepada tim Puspom dan Pomdam untuk mendapatkan informasi (dari anggota polisi)," kata Johni.
Ia melanjutkan Polda NTT juga sudah memeriksa panitia penyelenggara futsal. Namun, polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus tersebut.
"Anggota futsal sudah dimulai dilakukan pemeriksaan juga, diambil keterangannya," tandasnya.
Seperti diketahui, pertandingan final futsal tim Ranaka Polda NTT versus Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) di GOR Oepoi Kota Kupang, berakhir ricuh pada Rabu (19/4/2023) malam. Empat polisi mengalami luka ringan hingga berat dalam kericuhan tersebut. Tiga orang dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Kupang dan seorang lainnya di Rumah Sakit Wira Sakti Kupang.
Ricuh yang meluas ke luar arena itu berimbas pada perusakan pos pengamanan serta pembakaran mobil dan motor fasilitas polisi. Bentrokan tersebut dipicu saling silang pendapat sekelompok anggota polisi dan TNI saat pertandingan futsal di GOR Oepoi.
(iws/gsp)