Cuaca di Nusa Tenggara Barat (NTB) terasa menyengat dibandingkan hari sebelumnya. Bahkan, suhunya mencapai 33 derajat celsius. Padahal, rerata suhu harian di NTB hanya 31 derajat celsius.
Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Zaenudin Abdul Majid, Lombok, M Andre Jersey mengatakan naiknya suhu di NTB karena aliran massa udara yang membawa uap air kering. "Sehingga menyebabkan kondisi atmosfer menjadi kering dan panas," tuturnya, Selasa (25/4/2023).
Andre menerangkan uap air yang kering ini mengakibatkan berkurangnya pembentukan awan yang dapat menahan sinar matahari untuk langsung memancarkan radiasinya ke permukaan bumi. Dampaknya, cuaca setelah Ramadan lebih terasa panas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andre menambahkan pada masa peralihan musim kemarau tahun ini masih ada potensi hujan di wilayah NTB. Masyarakat diminta waspada akan potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, angin kencang, dan tanah longsor, yang terjadi pada periode peralihan musim hujan menuju musim kemarau saat ini.
Sebelumnya, BMKG menjelaskan suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat gerak semu matahari yang merupakan siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun. Walhasil, potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat terjadi berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.
(gsp/hsa)