Puluhan truk ekspedisi sembilan hari tertahan di Pelabuhan Bolok, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Penyebabnya kapal feri tidak berlayar karena cuaca buruk.
Salah satu sopir ekspedisi yang ditemui detikBali, Timbul mengatakan ia dan teman-temannya sudah sembilan hari tertahan di pelabuhan. Beruntung muatan yang diangkut barang proyek, sehingga tidak bermasalah.
"Tujuan ke Surabaya. Kami nunggu saja kapan ada pelayaran baru jalan. Kami kan dari sini ke Aimere, selanjutnya ke Labuan Bajo, setelah itu ke Surabaya," ujarnya, Senin (2/1/2023) sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan NTT, Isyak Nuka mengatakan, pelayaran feri dihentikan sementara karena cuaca buruk dan sulit diprediksi. Ia menjelaskan, sesuai informasi BMKG cuaca tidak mendukung melakukan pelayaran.
"Cuaca sangat tidak memungkinkan, karena itu harap update informasi yang dikeluarkan BMKG, Dishub, dan instansi untuk mengetahui kapan dan lintasan mana yang diizinkan berlayar," jelas Nuka.
Ia menerangkan, kapal feri berbeda dengan kapal Pelni yang memang dirancang untuk menghadapi kondisi gelombang di atas 2 meter. Hal ini berbeda dengan kapal feri yang tidak bisa berlayar di laut dengan kondisi gelombang setinggi 2 meter.
"Kalau kapal Pelni itu masih bisa karena bobot dan jenisnya dirancang untuk gelombang di atas 2 meter, tapi kapal feri tidak bisa berlayar sampai kondisi gelombang kembali memungkinkan," pungkasnya.
(irb/gsp)