Air minum bersih yang diolah dari udara kini hadir di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT. Ya, udara dari alam terbuka diolah menjadi air mineral, layaknya air mineral yang dijumpai selama ini. Air minum ini siap dipasarkan dalam kemasan botol kaca dan galon 19 liter. Rasa airnya tawar seperti air mineral pada umumnya.
"Rasanya seperti minum dari mata air langsung. Rasanya tawar, tidak ada bau," kata Ketua BUMDes Batu Cermin, Kecamatan Komodo, Labuan Bajo, Antonius Deona, kepada detikBali, Selasa (25/10/2022).
Pengolahan udara menjadi air minum ini menggunakan teknologi "Air to Water Manna Generation Water" dari PT Manna Indonesia Group. Menggunakan mesin berukuran 2,2 m x 1,9m x 1,8 m produksi maksimal sehari menghasilkan 1.000 liter air minum. Saat ini baru tersedia satu mesin di Labuan Bajo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu sama dengan 50 galon atau 2.000 botol 500 ml. Itu produksi selama 24 jam. Kalau istirahat, mesin istirahat, produksinya berkurang," jelas Clement Kusuma (42), operator pengolahan air minum tersebut, saat ditemui di Waterfront Marina Labuan Bajo, Selasa (25/10/2022).
Mesin pengolahan itu cukup disimpan di alam terbuka. Kerja mesin itu membutuhkan daya listrik 16.000 watt. Cuaca dingin atau panas tak jadi persoalan. "Suhu tidak boleh lebih dari 49 derajat Celcius. Dingin tidak masalah," jelas Clement.
Ia kemudian memperlihatkan komponen mesin tersebut, dan menjelaskan cara kerjanya. Di satu sisi bagian luar, terdapat alat semacam panel yang menyerap udara masuk. Menggunakan dua kompresor, udara yang tertampung dalam sebuah alat berukuran 1,5 x 1 x 0,4 meter ini mengalami kondensasi, proses udara menjadi embun dan menjadi titik-titik air.
Ada 20 selang ukuran 1,4 inchi masing-masing sepanjang setengah meter yang mengalirkan tetesan air. "Tetesan air masuk ke bak penampung melalui selang. Ada dua alat yang mendorong tetesan air dari selang ke bak," kata Clement.
Air di bak penampung tersebut kemudian menjadi proses mineralisasi melalui alat yang terdiri dari tiga tabung berdiri berukuran sedang, dan tiga tabung kecil posisi melintang di atasnya. Dalam tabung tersebut terdapat butiran proses mineralisasi, yang diganti setiap enam bulan.
"Ada pendorong ke alat proses mineralisasi, karena air diminum harus mengandung mineral. Ada butiran (dalam tabung) diganti enam bulan untuk proses mineralisasi," jelasnya.
Air yang sudah menjalani proses mineralisasi kemudian dialirkan ke bak penampung baru. dan air ini sudah siap diminum. Melalui sebuah alat pendorong, air dari bak penampung tersebut dialirkan ke kran air khusus untuk galon dan kran untuk botol atau gelas. "Kalau mau isi ulang airnya langsung di mesin ini," kata Clement.
Simak harga air mineral dari udara per botol...
Air minum dikemas dengan merek "MANNA -Generation Water", dibanderol Rp 95 ribu/Galon 19 Liter, Rp 40ribu/botol 500 ml, Rp 15 ribu/botol 330 ml, dan Rp 10 ribu/botol 240 ml. Adapun harga isi ulangnya adalah Rp 25 ribu/Galon 19 liter, Rp 15 ribu/botol 500 ml, Rp 10 ribu/botol 330 ml, dan Rp 8 ribu/botol 240 ml.
Pemasaran air minum ini akan dikelola BUMDes Desa Batu Cermin, yang menjadi pilot project inovasi pengolahan udara menjadi air minum kerja sama dengan PT Manna Indonesia Group dan Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF).
Saat ini air minum belum dipasarkan kepada masyarakat kendati mesin pengolahannya sudah secara resmi diserahkan kepada BUMDes Batu Cermin pada Agustus lalu. Kendalanya hanya soal penempatan mesin, yang rencananya akan ditempatkan di objek wisata Goa Batu Cermin.
Penempatan mesin di sana belum bisa dilakukan karena belum ada serah terima aset dari Pemerintah Pusat kepada Pemkab Manggarai Barat. Sehingga saat ini mesin tersebut ditempatkan sementara di Waterfront Marina Labuan Bajo.
"Mesin ditempatkan di Batu Cermin nanti untuk air minum wisatawan yang ke sana. Nanti dipasarkan juga untuk masyarakat umum," kata Ketua BUMDes Batu Cermin Antonius Deona.
Kehadirian air minum ini mendapat respons positif dari masyarakat. Bahkan, hotel bintang di Labuan Bajo siap memesan 4.000 botol per bulan. Permintaan juga datang dari Pemkab Manggarai untuk air minum PNS di kantor-kantor pemerintahan.
"Mesin ini adalah kolaborasi bersama PT SMI, Kementerian Keuangan, PT Manna Indonesia Group, dan Yayasan Dompet Dhuafa, di mana mesin ini nantinya akan diserahkan pengelolaannya kepada BUMDes Batu Cermin, yang rencananya akan diletakkan di destinasi wisata Batu Cermin. Kemarin dilakukan launching dan penyerahannya di Waterfront, Marina," jelas Direktur BOPLBF Shana Fatina.
"Ini mesin pengubah udara menjadi air minum. Air dibuat 100% dari udara tanpa menggunakan air basa dengan teknologi 4,0 Air to Water, teknologi ini ramah lingkungan karena tidak menggunakan air tanah dan tidak menggunakan kemasan plastik," kata Shana.
"Mesin ini juga dimaksudkan untuk mengurangi penggunaan botol plastik di destinasi. Jadi wisatawan yang datang bisa membawa tumbler, lalu refill air ini, atau nanti masuk ke destinasi membeli minum beserta tumbler-nya," lanjut dia.
Direktur Utama PT Manna Indonesia Group, Hanzela Calista Kusumamenggala, menjelaskan, keberadaan mesin pengolah mesin air minum di Labuan Bajo, awalnya adalah program Clean Drinking Water Impact Investing Model, yang dimulai awal tahun lalu. Pihaknya menginisiasi program ini untuk membantu masyarakat memperoleh air minum bersih berkualitas.
"Karena NTT memiliki tingkat stunting dan penyakit batu ginjal tinggi, yang salah satu sebabnya adalah kekurangan air minum berkualitas," jelas Hanzela.
Program ini, lanjut dia, berusaha membantu perekonomian masyarakat dengan menciptakan bisnis dari air minum bersih bagi BUMDes dan masyarakat, agar selain memiliki supply air bersih, masyarakat juga memiliki tambahan penghasilan dari bisnis air minum. "Di mana hasilnya dapat digunakan membantu memutar perekonomian masyarakat melalui pelatihan dan pengembangan umkm," kata Hanzela.
Simak Video "Video: Momen Uskup Labuan Bajo Pimpin Ibadat Jalan Salib untuk Tahanan"
[Gambas:Video 20detik]
(irb/hsa)