.webp)
Pemerintah telah mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Warga di Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) keluhkan keputusan tersebut.
Hal itu diungkapkan oleh Ahmad Arbani. Sopir angkutan kota (angkot) ini mengaku akan terbebani dengan harga solar untuk kebutuhan operasional angkotnya.
"Pastinya akan lebih banyak lagi pengeluaran kita untuk beli solar. Setoran kita juga akan berkurang," ujar Ahmad pada detikBali saat ditemui di SPBU Karijawa, Dompu, Sabtu (3/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal yang sama diungkapkan warga lainnya bernama Wahyudin (37). Ia mengaku pasrah dengan kebijakan itu. Pasalnya, bahan bakar menjadi salah satu kebutuhan utama dalam transportasi.
"Iya sudah naik, mau tidak mau harus tetap isi (BBM) tidak mungkin kita isi air untuk motor kita ini," kata Wahyudin.
Wahyudin mengaku, dirinya menggunakan pertalite untuk sepeda motornya. Biasanya dia membeli Rp 20 ribu dia bisa mendapatkan 2,6 liter. Kini dia membeli Rp 20 ribu hanya mendapatkan 2 liter saja.
"Jelas mahal kalau dibandingkan harga Rp 7.650 per liter. Kalau kita beli eceran pasti sedikit yang kita dapatkan," tuturnya.
Pantauan detikBali di SPBU Karijawa, sebelum kenaikan harga BBM diberlakukan terlihat antrean kendaraan yang akan mengisi bahan bakar mulai dari sepeda motor hingga mobil.
Awalnya, antrean disebabkan oleh petugas SPBU yang melakukan perubahan harga pada mesin pengisi bahan bakar. Kemudian berlanjut pada kendaraan yang menunggu giliran.
Namun antrean berangsur mulai terurai karena intensitas kendaraan yang tidak terlalu padat pada sore hari.
Untuk diketahui, pemerintah resmi menetapkan harga BBM jenis pertalite naik menjadi Rp 10.000 per liter dari harga awal Rp 7.650 per liter. Selain pertalite, harga solar juga naik menjadi Rp 6.800 dari awalnya Rp 5.150 per liter. Harga Pertamax juga ikut naik ke angka Rp 14.500 dari harga awal Rp 12.500 per liter.
Simak Video 'Reaksi Netizen soal Harga BBM Naik Hari Ini':
