.webp)
Kuliner tradisional selalu memiliki daya tarik tersendiri, terutama ketika cita rasanya mampu bertahan dari waktu ke waktu. Warung Soto Sapi Pak Made di Denpasar salah satunya.
Warung Soto Sapi Pak Made terletak di Jl. Imam Bonjol No.120, Pemecutan Klod, Kecamatan Denpasar Barat. Warung Pak Made adalah salah satu warung legendaris yang mempertahankan resep dan cita rasa dari generasi ke generasi.
 Suasana Warung Soto Sapi Pak Made di Jalan Imam Bonjol No.120, Pemecutan Klod, Kecamatan Denpasar Barat, Sabtu (26/10/2024). (Vincencia Januaria Molo/detikBali) |
Gede Widarta, generasi kedua Warung Soto Sapi Pak Made ini menceritakan bagaimana mereka hanya menyajikan satu menu andalan, yaitu soto sapi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sih soto sapi, tapi itu aja sih satu menunya," ujar Gede saat ditemui detikBali, Sabtu (26/10/2024) sambil melayani pembeli.
Satu porsi soto sapi dijual dengan harga Rp 20.000, sudah termasuk nasi dan teh. Warung Soto Sapi Pak Made buka dari jam 06.00 Wita-13.00 Wita.
Pria berusia 42 tahun itu menceritakan awal mula usaha soto sapi ini berjalan. Usaha ini merupakan turun temurun dari kakeknya dan terus berkembang hingga saat ini.
Warung yang kini dikelola oleh Wayan Manis (60) ini pertama kali dirintis pada 1995. Warung ini terus ramai, terutama oleh pelanggan setia yang sudah mengenal kelezatan soto sapi sejak dulu.
Soto sapi yang disajikan dengan sepiring nasi dengan siraman bawang goreng dan ditambahkan perasan jeruk nipis membuat cita rasa soto semakin nikmat dan segar. Rasa kuah yang gurih, daging sapi yang empuk, serta aroma rempah yang khas, membuat warung ini tak hanya menghadirkan hidangan, tetapi juga kenangan akan kehangatan masakan rumahan.
 Suasana Warung Soto Sapi Pak Made di Jalan Imam Bonjol No.120, Pemecutan Klod, Kecamatan Denpasar Barat, Sabtu (26/10/2024). (Vincencia Januaria Molo/detikBali) |
Menurut Gede, kunci keberhasilan warung ini adalah kesetiaan mereka pada resep asli tanpa mengubah cita rasanya. Bahkan banyak pelanggan lama yang datang bersama anak atau cucunya.
"Nggak ada resep khusus, mungkin yang datang ke sini kebanyakan langganan. Langganan dari kakek," ujar Gede.
Namun, Gede mengungkapkan menjalankan bisnis soto sapi tidak selalu mudah. Tantangan terbesar yang mereka hadapi adalah harga bahan pokok.
"Tantangan terbesar sih memang di sembako karena kadang naik, kadang nggak. Jadi, tetap menyesuaikan namun tidak menurunkan harga dan cita rasanya," jelasnya.
Artikel ini ditulis oleh Vincencia Januaria Molo peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nor/hsa)
