Lezatnya Domba Saus Labu ala Chef Gabriel Fratini, Pengalaman Tak Terulang

Lezatnya Domba Saus Labu ala Chef Gabriel Fratini, Pengalaman Tak Terulang

Aryo Mahendro - detikBali
Minggu, 04 Agu 2024 05:30 WIB
Beef cheeck (daging sapi bagian pipi) saus kentang ala Gabriel Fratini, Senin (29/7/2024). (Aryo Mahendro/detikBali).
Foto: Beef cheeck (daging sapi bagian pipi) saus kentang ala Gabriel Fratini, Senin (29/7/2024). (Aryo Mahendro/detikBali)
Bali -

Sepanjang 50 tahun lebih kariernya di dunia kuliner, Chef Gabriel Fratini mengaku tak pernah memasak makanan yang sama untuk pelanggannya. Masakan yang pernah dia sajikan untuk banyak orang kaya dan artis papan atas seperi Michael Jackson, Roger More, dan Frank Sinatra, selalu berbeda.

"Saya tidak pernah memasak satu masakan yang sama. Tidak pernah. Ketika saya memasak untuk orang kaya dan terkenal, semua orang akan mendapat pengalamannya sendiri-sendiri," kata Fratini kepada detikBali di restoran Gab's Gastrobar, Senin (29/7/2024).

detikBali mencicipi dua masakan Fratini. Ada beef cheeck (daging sapi bagian pipi) saus kentang dan domba saus buah labu. Pertama, Fratini memasak dan menyajikan beef cheek saus kentang. Isinya, daging sapi bagian pipi, beberapa jamur, dan lembaran ubi yang dibalur saus kentang (mashed potato) dan minyak truffle (minyak zaitun).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masakan daging domba saus buah Labu ala Gabriel Fratini, Senin (29/7/2024). (Aryo Mahendro/detikBali).Masakan daging domba saus buah Labu ala Gabriel Fratini, Senin (29/7/2024). (Aryo Mahendro/detikBali). Foto: Aryo Mahendro/detikBali

Dagingnya padat, tapi sangat lembut. Rasanya daging sapinya cukup kuat. Jika dipadu dengan saus kentang, rasa daging sapinya tidak hilang. Saus kentang dan daging sapinya masih terasa tanpa harus tercampur jadi satu.

"Kalau besok Anda datang ke sini dan memesan beef, Anda mungkin dapat beef yang sama. Tapi dengan, cara masak, bumbu, saus, dan semuanya beda," kata Fratini.

ADVERTISEMENT

Hidangan kedua adalah masakan daging domba dengan baluran saus buah labu dan bunga warna kuning yang bisa dimakan. Rasa daging domba yang manis, semakin kuat dengan saus labunya. Berbeda dengan beef cheek, rasa daging domba dan saus labunya terasa menyatu.

"Daging domba dengan saus buah labu. Dimasak dengan pelan (slow cook)," katanya.

Fratini kembali menegaskan dua masakan itu tidak akan disajikan lagi kepada tamu lainnya. Daging sapi dan domba akan dimasak dan disajikan berbeda kepada tamu lain.

Tidak hanya daging sapi dan domba. Fratini juga mengaku mahir dalam memasak bahan makanan lainnya. Misalnya, makanan olahan dari ikan laut atau seafood, masakan Italia, China, dan lainnya.

Karenanya, tidak ada menu makanan di Gab' Gastrobar seperti restoran atau rumah makan pada umumnya. Menurutnya, seorang koki profesional memang tidak melulu memasak satu masakan yang sama.

"Semua koki profesional menjadikan masakannya yang paling terbaik. Setiap hari, seorang koki profesional akan memasak sesuatu yang berbeda," kata pria yang paling doyan masak Pasta Ravioli itu.

Gabriel Fratini di restoran Gab's Gastrobar.Gabriel Fratini di restoran Gab's Gastrobar. Foto: Aryo Mahendro/detikBali

"(Restoran cepat saji) mereka memasak makanan yang sama setiap hari. Karenanya, kami koki, tidak bisa seperti itu. Kami harus kreatif dan berfantasi di dapur," imbuhnya.

Public Relation Gab's Gastrobar Yanti Wulan mengatakan menu di restorannya mengusung konsep Al Buio. Itu adalah konsep penyajian makanan atau masakan tanpa menu.

"Kami beri menu paket saja. Ada 4 sampai 10 course (paket menu)," kata Yanti Wulan.

Yanti mengatakan karena tidak ada daftar menu, Fratini akan berinteraksi dengan tamunya sebelum menentukan masakan apa yang akan disajikan. Misalnya, masakan yang tidak disuka dan alergi terhadap apa.

"Kalau misalnya, si tamu tidak ada alergi, chef akan kreatif dengan menu masakan dia," katanya.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads