Tragedi Bayi Pengungsi Gaza Tewas Kedinginan di Tenda

Internasional

Tragedi Bayi Pengungsi Gaza Tewas Kedinginan di Tenda

Haris Fadhil - detikBali
Senin, 22 Des 2025 00:30 WIB
Tragedi Bayi Pengungsi Gaza Tewas Kedinginan di Tenda
Kerusakan di Gaza akibat serangan Israel (AFP/EYAD BABA)
Denpasar -

Serangan besar-besaran Israel terus meninggalkan duka bagi warga Gaza, Palestina, meski gencatan senjata telah diberlakukan. Salah satunya dialami Eman Abu al-Khair, seorang ibu yang harus kehilangan bayinya akibat hipotermia di tengah musim dingin.

Dilansir dari detikNews, Minggu (21/12/2025), Eman Abu al-Khair, yang berstatus pengungsi, tak henti menangis sambil menggenggam tas kecil berisi pakaian bayinya. Bayi laki-lakinya, Mohammed, meninggal dunia akibat hipotermia setelah hanya hidup selama 14 hari.

Ibu berusia 34 tahun itu mengaku masih sulit mempercayai kepergian putranya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Aku masih bisa mendengar tangisan kecilnya di telingaku. Aku tidur dan terlelap, tidak percaya bahwa tangisannya dan membangunkanku di malam hari tidak akan pernah terjadi lagi," kata Eman.

Kronologi Tragedi di Tengah Pengungsian

Tragedi ini bermula pada larut malam 13 Desember di al-Mawasi, wilayah sebelah barat Khan Younis, Jalur Gaza selatan. Eman dan keluarganya mengungsi ke daerah tersebut setelah rumah mereka di sebelah timur Khan Younis hancur akibat serangan Israel.

ADVERTISEMENT

Malam itu, Eman menidurkan Mohammed di tenda pengungsian. Beberapa waktu kemudian, ia terbangun untuk memeriksa kondisi bayinya dan mendapati tanda-tanda yang mengkhawatirkan. Suhu udara menurun drastis, sementara mereka tidak memiliki tempat berlindung maupun pakaian yang layak bagi bayi yang baru lahir.

"Tubuhnya dingin seperti es. Tangan dan kakinya membeku, wajahnya kaku dan kekuningan, dan dia hampir tidak bernapas. Saya segera membangunkan suami saya agar kami bisa membawanya ke rumah sakit, tetapi ia tidak dapat menemukan alat transportasi untuk membawa kami ke sana," kenangnya.

Saat itu, hujan deras masih mengguyur dan kondisi sudah larut malam. Sang ayah tidak dapat mencapai rumah sakit, bahkan dengan berjalan kaki.

"Begitu fajar menyingsing, kami bergegas dengan gerobak yang ditarik hewan menuju rumah sakit. Namun sayangnya, kami tiba terlambat. Kondisinya sudah kritis," ujarnya.

Upaya Medis Tak Berhasil

Setibanya di Rumah Sakit Bulan Sabit Merah di Khan Younis, staf medis terkejut melihat kondisi Mohammed yang memburuk. Wajah bayi tersebut telah berubah menjadi biru sepenuhnya dan mengalami kejang-kejang. Dokter segera membawanya ke unit perawatan intensif anak.

Mohammed menjalani perawatan intensif selama dua hari dengan bantuan ventilator. Namun, nyawanya tidak tertolong dan ia meninggal dunia pada 15 Desember.

"Bayi saya tidak memiliki masalah medis. Hasil tesnya tidak menunjukkan penyakit apa pun. Tubuh mungilnya tidak mampu menahan dingin yang ekstrem di dalam tenda," kata Eman sambil menangis.

Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan kematian seorang bayi akibat penurunan suhu tubuh yang parah di tengah kondisi hidup yang keras akibat cuaca buruk. Dalam pernyataan terbarunya, kementerian menyebut bayi Mohammed Khalil Abu al-Khair, berusia dua minggu, meninggal karena hipotermia akut.

"Anak itu, Abu al-Khair, tiba di rumah sakit dua hari yang lalu dan dirawat di unit perawatan intensif, tetapi ia meninggal kemarin," demikian pernyataan tersebut.

Dengan meninggalnya Mohammed, jumlah anak yang wafat akibat cuaca dingin di Gaza bulan ini meningkat menjadi empat orang. Sebelumnya, kementerian telah mengumumkan tiga kematian serupa dalam sepekan terakhir.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Tim SAR Palestina Cari Warga Tertimbun Seusai Serangan Israel"
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads