Heboh Isu Penculikan Anak di Flores, Polisi Pastikan Hoax

Heboh Isu Penculikan Anak di Flores, Polisi Pastikan Hoax

Ambrosius Ardin - detikBali
Selasa, 14 Okt 2025 22:09 WIB
Stop Child Violence and Trafficking. Stop Violence Against Children, child bondage in angle image blur , Human Rights Day concept.
Ilustrasi penculikan anak. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Tinnakorn Jorruang)
Manggarai Barat -

Isu penculikan anak yang beredar di sejumlah daerah di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), membuat warga resah. Informasi tersebut viral di media sosial selama dua pekan terakhir dan disebut terjadi di Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai, serta Manggarai Timur.

Dalam unggahan yang beredar, pelaku penculikan disebut sebagai teroris yang telah ditangkap. Disebut pula pelaku menjalankan aksinya dengan berpura-pura menjual obat keliling kampung. Bahkan, beredar foto seorang anak yang diklaim menjadi korban penculikan dan ditemukan tewas, sementara pelaku disebut melarikan diri.

Kabar itu membuat sejumlah orang tua panik dan memperketat pengawasan terhadap anak-anak mereka. Ada pula yang sampai melarang anaknya berangkat ke sekolah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihak kepolisian di tiga wilayah tersebut menegaskan tidak ada kasus penculikan anak seperti yang ramai diberitakan. Mereka memastikan seluruh informasi yang beredar hanyalah kabar bohong.

ADVERTISEMENT

"Itu berita hoaks," kata Kapolres Manggarai Timur, AKBP Haryanto, Selasa (14/10/2025).

Hal senada disampaikan Kapolres Manggarai, AKBP Hendry Syaputra. Berdasarkan hasil penyelidikan dan pemeriksaan terhadap laporan masyarakat, tidak ditemukan adanya peristiwa penculikan anak seperti yang disebutkan di berbagai platform media sosial.

"Berita tersebut hanya berita hoax atau berita bohong," ujar Hendry.

Ia mengimbau masyarakat tidak mudah percaya dan menyebarkan informasi yang belum dipastikan kebenarannya. "Mohon untuk masyarakat jangan cepat percaya dan menyebarkan berita yang belum diketahui kebenaran," tambahnya.

Polres Manggarai Barat juga memastikan informasi serupa yang viral di wilayahnya tidak benar. Kasi Humas Polres Manggarai Barat, Ipda Hery Suryana, menjelaskan kabar tentang penculikan anak di Desa Wae Moto, Kecamatan Mbeliling, dipastikan hoax.

Menurut Hery, peristiwa yang dimaksud sebenarnya terjadi di Kampung Pau, Desa Pantar, Kecamatan Komodo. Orang yang dituduh sebagai pelaku penculikan anak ternyata adalah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

"Pria tersebut bukan pelaku penculikan anak tetapi diduga kuat ODGJ. Pria tersebut berinisial EJ (40), warga Ruteng, Manggarai, yang berdomisili di Desa Compang Longgo, Kecamatan Komodo," jelas Hery.

Ia menerangkan, kejadian bermula ketika seorang warga Kampung Pau melihat EJ di sekitar hutan dan melapor ke warga lain. Karena membawa tas besar, EJ dikira sebagai pelaku penculikan anak yang sedang viral.

"Warga tersebut menduga EJ adalah pelaku penculikan anak yang sedang viral di Manggarai Raya karena melihat yang bersangkutan membawa tas gendong berukuran besar," katanya.

EJ kemudian diamankan warga sebelum dijemput polisi dan dipertemukan dengan keluarganya di Polsek Komodo. "Berdasarkan informasi dari pihak keluarga, bahwa yang bersangkutan mengalami gangguan kejiwaan saat pulang merantau dari Kalimantan," ungkap Hery.

Hery meminta masyarakat lebih bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi, terutama yang berasal dari media sosial. Ia menegaskan pentingnya verifikasi informasi agar tidak menimbulkan keresahan.

"Isu penculikan anak di Kampung Pau dan Noa menjadi contoh nyata bagaimana narasi yang salah dapat menyebar cepat dan memicu kepanikan, padahal faktanya sama sekali tidak berkaitan dengan penculikan anak," tandasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Cerita Percobaan Penculikan Siswa SD di Probolinggo"
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads