Dosen UIN Mataram Dipolisikan Cabuli Mahasiswi Bidikmisi di Asrama Kampus

Dosen UIN Mataram Dipolisikan Cabuli Mahasiswi Bidikmisi di Asrama Kampus

Abdurrasyid Efendi - detikBali
Selasa, 20 Mei 2025 19:18 WIB
Perwakilan  Aliansi Stop Kekerasan Seksual NTB, Joko Jumadi saat memberikan keterangan di Polda NTB, Selasa (20/5/2025).
Perwakilan Koalisi Stop Kekerasan Seksual NTB, Joko Jumadi saat memberikan keterangan di Polda NTB, Selasa (20/5/2025). (Foto: Abdurrasyid Efendi/detikBali)
Mataram -

Seorang oknum dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram dilaporkan ke Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda NTB atas dugaan tindak pidana kekerasan seksual terhadap sejumlah mahasiswi, Selasa (20/5/2025).

Perwakilan Koalisi Stop Kekerasan Seksual NTB, Joko Jumadi, mengatakan terdapat beberapa korban yang melaporkan peristiwa tersebut ke Polda NTB. Mereka merupakan mahasiswi aktif maupun alumni UIN Mataram.

"Iya, hari ini ada laporan soal adanya kasus dugaan kekerasan seksual. Jadi, ada beberapa orang mahasiswi yang melaporkan dugaan kekerasan seksual yang dilakukan oleh oknum dosen di UIN Mataram," ujar Joko kepada wartawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Joko, total korban berjumlah tujuh orang. Mereka merupakan penerima beasiswa bidikmisi dan tinggal di asrama putri UIN Mataram.

"Korban ini, ada yang sudah menjadi alumni dan masih aktif menjadi mahasiswi," katanya.

ADVERTISEMENT

Dugaan tindak pelecehan tersebut berlangsung sejak tahun 2021 hingga 2024. Seluruh kejadian disebut terjadi di lingkungan asrama kampus.

Pelaku disebut memanipulasi korban dengan menyuruh mereka menganggapnya sebagai orang tua sendiri, sehingga para korban merasa terikat dan menuruti permintaannya.

"Sehingga kemudian, dia bisa memanipulasi (korban) untuk kemudian anak-anak (mahasiswi) itu mau menuruti apa yang menjadi kemauan dari si pelaku," ungkap Joko.

"Kejadiannya di ruang asrama," imbuhnya.

Meskipun pelaku tidak memberikan ancaman secara langsung, korban merasa takut menolak karena pelaku memiliki jabatan di lingkungan asrama. Selain itu, para korban khawatir beasiswa bidikmisi yang mereka terima akan dicabut.

Hingga berita ini ditulis, Dirreskrimum Polda NTB Kombes Syarif Hidayat yang dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp belum memberikan tanggapan.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads