Polisi mengungkap motif perang warga dua Desa Roka dan Runggu, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, (NTB), pada Rabu, (1/1/2025). Data polisi sementara perang itu mengakibatkan empat warga terluka dan tujuh rumah dirusak.
Kapolsek Belo, Iptu Zulkifli, mengungkapkan perang dua warga desa tetangga itu dugaan awalnya, dari perusakan rumah milik warga Desa Roka, Ihsan. Rumah mantan Kepala Desa (Kades) Roka itu, dirusak sekelompok orang dengan cara dilempar menggunakan batu.
"Berawal dari pelemparan rumah milik mantan Kades Roka sekitar pukul 05.00 Wita. Dicurigai dan diduga dilempar oleh sekelompok warga Desa Runggu," ucap Zulkifli kepada detikBali, Rabu siang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zulkifli melanjutkan, pelemparan rumah itu memancing sekelompok warga Desa Roka. Mereka bereaksi dengan menyerang warga Desa Runggu. Beruntungnya aksi itu tak meluas karena cepat dihalau oleh anggota Polsek Belo dan dibantu anggota TNI.
"Sekelompok warga Desa Roka sudah mundur kembali ke desanya," katanya.
Sebelumnya, warga dua desa, yakni Desa Roka dan Runggu, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima, menyambut tahun baru 2025 dengan perang. Mereka menggunakan panah hingga senjata tajam. Akibatnya, belasan rumah rusak.
Informasi yang dihimpun detikBali, warga dua desa saling serang sejak Selasa (31/12/2024) malam hingga berlanjut sampai dengan Rabu, (1/1/2025) pagi. Salah satu rumah warga yang dirusak yakni, Ahmad (40), warga Desa Runggu.
Ahmad mengaku rumahnya dilempar oleh orang tak dikenal (OTK) menggunakan batu sekitar pukul 06.00 Wita. Akibatnya, atap rumahnya bolong dan empat jendela kaca rumah di bagian depan pecah.
"Titik rumah saya yang dirusak, yakni ruang tamu, kamar saya dan istri, kamar anak saya dan dapur rumah," katanya kepada detikBali, Rabu pagi.
"Alhamdulillah saya, istri dan anak tidak ada yang luka-luka. Hanya rumah saya yang dirusak," sambung pria yang berprofesi sebagai pengacara ini.
(nor/nor)