Fadli Zon Sayangkan Aksi Massa Rusak Museum hingga Cagar Budaya

Fadli Zon Sayangkan Aksi Massa Rusak Museum hingga Cagar Budaya

Ni Komang Ayu Leona Wirawan - detikBali
Selasa, 02 Sep 2025 07:42 WIB
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon saat menghadiri acara Harmoni Pemajuan Kebudayaan di Neka Art Museum, Senin (1/9/2025).
Foto: Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon saat menghadiri acara "Harmoni Pemajuan Kebudayaan" di Neka Art Museum, Senin (1/9/2025). (Ni Komang Ayu Leona Wirawan)
Gianyar -

Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon menyayangkan aksi massa yang berujung pada perusakan cagar budaya di beberapa daerah. Fadli mempersilakan masyarakat menyampaikan aspirasi secara damai tanpa melakukan vandalisme dan melampiaskan amarah dengan merusak.

"Saya menyesalkan adanya perusakan serta penjarahan terhadap museum di Kediri. Karena bagaimanapun ini adalah warisan budaya. Seharusnya ini tidak jadi sasaran kemarahan. Tentu kami hormati unjuk rasa yang damai dan tertib", kata Fadli Zon saat diwawancarai seusai pembukaan acara Harmoni Pemajuan Kebudayaan di Neka Art Museum, Gianyar, Selasa (1/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Fadli, ada beberapa museum dan cagar budaya yang rusak saat aksi massa pada Sabtu (30/8/2025). Yakni, Gedung Cagar Budaya Grahadi Surabaya, Gedung Cagar Budaya Kota Bandung, dan Museum Bagawanta Bari Kediri.

Fadli memaparkan kebudayaan adalah etalase paling depan sekaligus wajah peradaban. Perjalanan peradaban dari semua negara, maju atau tidak dapat dilihat dari kebudayaan. Sebab, kebudayaan bisa jadi penggerak bagi pembangunan dan ekonomi.

ADVERTISEMENT

Anggota DPR RI periode 2019-2024 itu mengabarkan bahwa sejumlah benda bersejarah milik Indonesia telah berhasil direpatriasi. Mulai dari artefak, keris hingga karya seni rupa, Fadli berujar, sudah dibawa pulang dari Belanda.

"Terkait repatriasi, benda-benda artefak dikembalikan dari Belanda. Ada karya seni rupa termasuk Pita Maha dari Ubud. Saat ini, dipamerkan secara tetap di galeri nasional. Juga ada keris Bali dari peristiwa puputan di berbagai tempat yang dikembalikan dari Volkenkunde Museum dan Tropenmuseum," beber Fadli.

Rencana berikutnya, benda bersejarah tersebut akan dikurasi sehingga bisa dipamerkan di Museum Nasional maupun di Bali. Fadli menilai penting dilakukan pelestarian dan pewarisan kebudayaan termasuk lewat museum dan cagar budaya.

Fadli juga berbicara mengenai proyek penulisan ulang sejarah yang sekarang masih dalam pengerjaan. Kendati tidak menyebut kapan target penyelesaiannya, Fadli menyatakan proyek itu tengah memasuki proses penyuntingan.

"Itu sudah ditulis oleh sejarawan. Sekarang dalam proses editing. Kami juga masih terus menerima masukan. Harapannya ada masukan-masukan yang lebih komprehensif lagi," kata politikus Partai Gerindra itu.

Sebagai informasi, acara Harmoni Pemajuan Kebudayaan merupakan bagian dari kegiatan CHANDI SUMMIT 2025 (Culture, Heritage, Arts, Narratives, Diplomacy, and Innovations) yang digelar pada 3-5 September 2025 di Sanur, Bali.

Seluruh rangkaian pameran lukisan Keris in Vibrant Colors, peluncuran buku, sarasehan masyarakat adat hingga kuliner cara puri dimaksudkan untuk memperkuat ekosistem pemajuan kebudayaan melalui kolaborasi lintas bidang seni, penelitian, dan tradisi kuliner.




(hsa/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads