Rahabi Mandra, sutradara film Believe: Takdir, Mimpi Keberanian menghadiri acara promo film di bioskop Icon Bali Mall, Sanur, Denpasar, Sabtu (2/8/2025) malam. Sejumlah aktor dan aktris pemeran juga turut hadir. Rahabi mengungkapkan cerita di balik pembuatan film adaptasi buku biografi Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto itu.
Rahabi mengaku senang bisa menggarap film yang punya genre berbeda di tengah maraknya film horor dan komedi di Indonesia. Selain Rahabi, film Believe juga disutradarai Aswin Tri Wardhana.
"Film ini menjadi pembeda di tengah ramainya film bergenre horor dan komedi ya. Tentu apa yang kita hadirkan, merupakan jawaban dari apa yang para penonton maupun masyarakat Indonesia inginkan," ujarnya di Icon Mall Bali, Sabtu.
Rahabi mengungkapkan film Believe digarap dengan waktu 10 bulan. Waktu yang cukup singkat dibandingkan dengan film-film aksi laga sejenis. Rahabi memang cukup berpengalaman menggarap film perang berbasis sejarah. Misalnya, film Soekarno dan Kadet 1947 yang pernah dia garap.
"Pengarapannya 10 bulan, tapi sebenarnya 8 bulan. Cuma karena ada hal yang memang harus dimaksimalkan jadi kami hitung 10 bulan. Film ini bahkan cukup singkat dari kebanyakan pembuatan film bergenre ini," ungkapnya.
Rahabi membeberkan film yang menampilkan adegan perang Timor Timur itu menghadirkan pemain pendukung dan kru film lebih dari 300 orang. Termasuk di dalamnya ada warga negara asing (WNA).
"Kurang lebih ada 300 orang ya dalam pembuatan film ini. Tapi semua adegan dilakukan di wilayah Jawa Barat karena ada beberapa tempat yang memiliki karakteristik seperti aslinya," jelasnya.
"Untuk properti pendukung, itu asli seperti helikopter, kendaraan tempur, hingga ada adegan ledakan di mana itu perlu timing yang pas," imbuh sutradara muda asal Jakarta itu.
(hsa/hsa)