Pura Kahyangan Kedatuan Raksa Sidhi, Tempat Melukat yang Viral di Bali

Pura Kahyangan Kedatuan Raksa Sidhi, Tempat Melukat yang Viral di Bali

Ni Komang Nartini - detikBali
Sabtu, 28 Des 2024 19:41 WIB
Pura Kahyangan Kedatuan Raksa Sidhi di Banjar Soka Kawan, Desa Senganan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. (Foto: Dok. Istimewa)
Pura Kahyangan Kedatuan Raksa Sidhi di Banjar Soka Kawan, Desa Senganan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. (Foto: Dok. Istimewa)
Tabanan -

Melukat adalah salah satu prosesi pembersihan diri secara spiritual bagi umat Hindu di Bali. Ada banyak tempat melukat di Bali, salah satunya di Pura Kahyangan Kedatuan Raksa Sidhi di Banjar Soka Kawan, Desa Senganan, Kecamatan Penebel, Tabanan.

Kata "melukat" berasal dari kata "sulukat," yang terdiri dari "su" yang berarti baik, dan "lukat" yang berarti penyucian. Melukat biasanya dilakukan pada hari-hari yang dianggap baik, seperti Purnama, Tilem, dan Kajeng Kliwon.

Pura Kedatuan Raksa Sidhi sempat viral di media sosial setelah sejumlah warganet mengunggah video saat prosesi melukat di pura itu. Salah satu yang ikonik adalah prosesi saat pemedek memeluk patung lembu di area pengelukatan itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan informasi yang dirangkum detikBali, sejarah pura ini dimulai pada tahun 1990-an ketika masyarakat setempat dan orang-orang yang melakukan meditasi di Puncak Kedaton sering melihat cahaya dari kejauhan.

Setelah ditelusuri, cahaya tersebut ternyata berasal dari Beji Kedatuan. Oleh karena itulah, awalnya tempat ini dikenal sebagai Beji Sinar.

ADVERTISEMENT

Seiring waktu, semakin banyak pemedek yang datang untuk melakukan penglukatan. Sumber mata air di penglukatan ini diyakini berasal dari Gunung Sanghyang. Setelah melalui proses pemugaran yang cukup panjang, Pura Kedatuan Raksa Sidhi pun berdiri seperti saat ini.

Secara umum, area Pura ini dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu bagian beji yang digunakan untuk penglukatan dan bagian pura yang digunakan untuk kegiatan persembahyangan baik sebelum atau sesudah melukat.

Proses Melukat di Pura Kedatuan Raksa Sidhi

Sebelum melaksanakan persembahyangan dan penglukatan di pura ini, pemedek harus melakukan matur piuning terlebih dahulu di Dukuh, yakni tempat berstananya Ida Dukuh Sakti. Tujuannya untuk memohon izin karena hendak melakukan aktivitas di sekitar area tersebut.

Setelahnya, pemedek dapat turun ke beji untuk menjalani penglukatan. Setelah melaksanakan upacara penglukatan, pemedek kembali bersembahyang untuk matur suksma atau mengungkapkan terima kasih karena telah diberikan izin untuk melukat dan menerima berkah di pura ini.

Selama prosesi melukat, pemedek juga dapat memohon maaf atas kesalahan yang pernah dibuat, terutama kesalahan kepada orang tua yang telah melahirkan. Setelahnya, dilanjutkan dengan memeluk patung lembu sebagai simbol dari Ibu Pertiwi.

Jenis Pancoran di Pura Kedatuan Raksa Sidhi

Terdapat beberapa pancoran yang perlu dilalui saat melukat di Pura Kedatuan Raksa Sidhi. Berikut rangkumannya:

  • Pancoran Ida Dukuh Sakti: Pancoran ini terletak di belakang dukuh yang merupakan pancoran pertama yang harus dilalui. Pancoran ini disebut sebagai Panglukatan Pikiran Inguh atau Stress karena diyakini dapat mengurangi beban pikiran setelah menjalani penglukatan di pancoran ini.
  • Pancoran Sang Hyang Pewenang Tapa: Pancoran ini disebut sebagai Panglukatan Nunas Perti Sentana karena dalam penglukatan ini, pemedek dapat memohon keturunan kepada Sang Hyang Pewenang Tapa Ibu Pertiwi.
  • Kelebutan Bunda Kanjeng Ratu: Pada pancoran ini, para pemedek dapat memohon kharisma atau wibawa sehingga disebut sebagai Panglukatan Nunas Kharisma atau Wibawa.
  • Kelebutan Ratu Niang Sakti: Pada pancoran ini, para pemedek dapat memohon kesembuhan, pengobatan atau jengu sehingga disebut sebagai Panglukatan Nunas Usadha.
  • Penglukatan Buddha: Pada pancoran ini, para pemedek dapat memohon kebijaksanaan sehingga disebut sebagai Panglukatan Nunas Kawicakasanaan utawi Tathagata.
  • Penglukatan Sang Hyang Semara: Pada pancoran ini, para pemedek dapat memohon jodoh sehingga disebut sebagai Panglukatan Nunas Pengasihan.
  • Penglukatan Dewi Gangga: Pada pancoran ini, para pemedek dapat memohon petunjuk spiritual.
  • Penglukatan Brahma: Pada pancoran ini, para pemedek dapat memohon petunjuk pengesengan.
  • Penglukatan Leluhur: Pada pancoran ini, para pemedek dapat memohon pengampunan dari leluhur sehingga disebut sebagai Panglukatan Tebas Gering utawi Kutukan.
  • Penglukatan Ratu Biang Mas Melanting: Pada pancoran ini, para pemedek dapat memohon kelancaran dalam pekerjaan dan juga rejeki.
  • Penglukatan Sang Hyang Wisnu Suci: Penglukatan ini merupakan penglukatan paling indah dari seluruh Penglukatan Beji Kedatuan. ini karena pada pancorannya Patung Dewa Wisnu yang dikelilingi pahatan seni arsitektur naga berkepala tiga. para pemedek dapat memohon perlindungan sehingga disebut sebagai Panglukatan Sarwa Satru.
  • Penglukatan Siwa Nilakanta: Pada pancoran ini, para pemedek dapat memohon penghilangan racun.
  • Penglukatan Betari Danu: Pada pancoran ini, para pemedek dapat memohon terkait dengan pertanian.
  • Penglukatan Sang Hyang Aji Saraswati: Di atas pancoran ini terdapat patung Dewi Saraswati yang sangat memukau di mana dalam penglukatan ini para pemedek dapat memohon pengetahuan sehingga disebut sebagai Panglukatan Landep Ing Jnana.
  • Penglukatan Hyang Wismaya: Pada bagian atas pancoran ini terdapat patung Tualen, yang merupakan tokoh dalam tradisi pewayangan Bali yang terkenal gemar dalam memberikan petuah bijak. Dalam penglukatan ini, para pemedek memiliki kesempatan untuk memohon kesidhian.

Persiapan Sebelum Melukat

Sebelum melukat, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Di antaranya, tiga buah pejati, canang, serta pelengkap lainnya seperti pakaian ganti.

Perlu diingat, prosesi melukat tidak hanya membutuhkan persiapan fisik. Anda juga perlu menyiapkan diri secara batin agar proses melukat bisa berjalan dengan lancar.

Artikel ini ditulis oleh Ni Komang Nartini peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(iws/iws)

Hide Ads