Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali kembali menghadirkan Bali World Culture Celebration (BWCC) dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI 2024. BWCC ini diperuntukkan untuk mewadahi warga untuk mengenal berbagai kesenian dari sembilan negara. Salah satu yang tampil pada Sabtu (22/6/2024) adalah kesenian tradisional China.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha menjelaskan BWCC telah dihadirkan sejak 2022. Pada PKB tahun ini, beberapa negara yang berpartisipasi, di antaranya China, Amerika Serikat, India, hingga Hongkong.
Arya menilai masyarakat Bali juga perlu untuk melihat tradisi dunia luar. Dia pun mengajak anak-anak muda melihat keragaman tradisi tersebut melalui BWCC.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Tradisi dan kreativitas negara lain) Kami bawakan ke sini. Jadi, warga tidak perlu jauh-jauh datang ke sana. Ini bisa digunakan sebagai media untuk berkolaborasi ataupun untuk menciptakan sesuatu yang baru," terang Arya di Gedung Ksirarnawa, Art Center Denpasar, Bali, Sabtu.
Pada Sabtu sore, ditampilkan beberapa pertunjukan kesenian khas China. Antara lain, Tari Bunga Melati, opera memetik teh tradisional Jiangxi, dan seruling solo yang membawakan lagi 'Perahu di Kampung Air.' Ada pula penampilan Tari Sulaman Jiangxi.
Arya menuturkan untuk dapat tampil dalam BWCC, partisipan negara-negara asing akan dikurasi terlebih dahulu. Jika lolos, mereka dapat menampilkan pertunjukan kesenian dan tradisinya dalam durasi satu sampai satu setengah jam.
"Antusias mereka untuk ikut luar biasa kalau sudah (membahas) Bali," ujar Arya.
Hal tersebut ditunjukkan dengan bagaimana para negara partisipan hadir ke Bali dengan biaya mereka sendiri. Pemprov Bali hanya membiayai konsumsi mereka saat di Bali.
Salah seorang penonton pertunjukan kesenian khas China, Demi Que (37), mengaku sangat antusias. Que yang berasal dari China mengaku bisa melepas kerinduan dengan menonton pertunjukan tersebut.
"Anak saya belum pernah pulang ke China setelah COVID-19. Jadi, saya mau bawa dia nonton di sini biar dia tahu kebudayaan tradisional China," ujar wanita yang sudah 11 tahun menetap di Bali itu.
Selain itu, Quq juga ingin mengenalkan bahasa Mandarin kepada anak perempuannya yang berusia lima tahun tersebut. Sebab, selama ini mereka tinggal di keluarga yang berkebangsaan Indonesia dan hanya berbahasa Indonesia saja.
"Jadi, saya bawa anak saya ke sini. Berasa pulang kampung," imbuh Que.
"Bagus sekali. Yang paling bagus dan saya suka sekali itu di pertunjukan kelima atau tari musim mekarnya bunga," tandasnya.
(hsa/hsa)