Bade 25 Meter Palebon Tjokorda Bagus Santaka di Puri Ubud Diarak ke Kuburan

Gianyar

Bade 25 Meter Palebon Tjokorda Bagus Santaka di Puri Ubud Diarak ke Kuburan

I Wayan Sui Suadnyana, I Putu Budikrista Artawan - detikBali
Minggu, 14 Apr 2024 17:45 WIB
Prosesi pelebon Puri Agung Ubud untuk almarhum Tjokorda Bagus Santaka, Minggu (14/4/2024). (I Putu Budikrista Artawan/detikBali)
Foto: Prosesi pelebon Puri Agung Ubud untuk almarhum Tjokorda Bagus Santaka, Minggu (14/4/2024). (I Putu Budikrista Artawan/detikBali)
Gianyar -

Upacara pelebon atau ngaben (kremasi) di Puri Agung Ubud untuk almarhum Tjokorda Bagus Santaka digelar pada Minggu (14/4/2024). Ritual menggunakan tiga sarana utama, salah satunya bade tumpang sembilan setinggi 25 meter.

Instalasi bade ini digunakan untuk mengusung jenazah ke setra (kuburan) dan diiringi naga banda. Kemudian terdapat bade warna ungu yang digunakan untuk proses kremasi yang ditempatkan di kuburan.

Penglingsir (tetua) Puri Agung Ubud Tjokorda Gde Raka Sukawati mengatakan almarhum Tjokorda Bagus Santaka adalah putra dari Raja Ubud Tjokorda Suyasa. Almarhum meninggal pada 1 Februari 2024 di usia 64 tahun karena sakit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam hidupnya beliau adalah tokoh yang ahli dibidang adat Ubud, dan sangat disegani para tokoh adat serta masyarakat adat," kata Cok Raka yang merancang bade dan naga banda didampingi kedua adik kandungnya Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) dan Tjokorda Gde Raka Sukawati.

Bade setinggi 25 meter dalam prosesi pelebon Puri Agung Ubud untuk almarhum Tjokorda Bagus Santaka, Minggu (14/4/2024). (I Putu Budikrista Artawan/detikBali)Foto: Bade setinggi 25 meter dalam prosesi pelebon Puri Agung Ubud untuk almarhum Tjokorda Bagus Santaka, Minggu (14/4/2024). (I Putu Budikrista Artawan/detikBali)

Guru Besar Ilmu Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unud itu mengatakan bade diarak ke setra dari Catus Pata Ubud dengan jarak 800 meter secara bergantian setiap 200 meter.

Prosesi pelebon almarhum Tjokorda Bagus Santaka melibatkan sekitar 4.000 orang warga dari sebelas banjar adat di Ubud. Warga terlibat dari awal pembuatan sarana upacara, pembuatan bade, hingga pengarakan ke kuburan.

ADVERTISEMENT

Selain itu, prosesi pelebon juga menggunakan lembu ungu yang dirancang oleh Tjokorda Ngurah Suyadnya yang akrab disapa Cok Wah. Cok Wah adalah adik dari almarhum Tjokorda Bagus Santaka.

"Beliau sosok yang low profile, tidak begitu ingin menonjol, beliau hidup serba santai dan kebetulan beliau yang melanjutkan perjalanan ayah sebagai indigo," kata Cok Wah.

Lembu ungu dalam prosesi pelebon Puri Agung Ubud untuk almarhum Tjokorda Bagus Santaka, Minggu (14/4/2024). (I Putu Budikrista Artawan/detikBali)Foto: Lembu ungu dalam prosesi pelebon Puri Agung Ubud untuk almarhum Tjokorda Bagus Santaka, Minggu (14/4/2024). (I Putu Budikrista Artawan/detikBali)

Cok Wah sebagai adik yang menginisiasi menghaturkan lembu warna ungu saat prosesi pelebon kakaknya yang paling tua itu. Sebab, karakter ungu melambangkan kekuatan lebih dan merupakan warna kesukaan almarhum sejak kecil.

"Ungu juga memiliki arti kebangkitan, karena ungu dalam bahasa Bali disebut tangi, tangi itu artinya bangun," imbuhnya. Warna ini juga sebagai ajakan untuk tetap semangat untuk keluarga yang ditinggalkan.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads