Warga muslim Kampung Gelgel, Klungkung, Bali, memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharam 1445 H dengan tradisi unik yang disebut dengan mesagi. Perbekel Kampung Gelgel Sahidin menuturkan tradisi mesagi adalah menikmati makanan yang disajikan oleh warga secara ikhlas dibawa ke masjid Nurul Huda Kampung Gelgel.
"Semua warga terlibat, mulai dari pelaksanaan doa bersama di masjid, pembacaan selawat barzanji, diakhiri dengan menikmati sagi dengan cara megibung atau di Kampung Gelgel disebut ngaminang. Kegiatan dilaksanakan Selasa malam kemarin," tutur Sahidin kepada detikBali, Rabu (19/7/2023).
Ngaminang adalah budaya makan bersama dengan sagi sebagai alat sajinya. Orang Bali biasa menyebutnya tradisi megibung dengan empat orang duduk bersila melingkari satu sagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di depan sagi itulah kebersamaan terasa. Tak hanya berbagi nasi lauk-pauk. Tetapi juga cerita dan kegembiraan," katanya.
Tradisi ini di Kampung Gelgel rutin digelar tidak saja saat menyambut Tahun Baru Islam, namun setiap upacara besar lainnya, termasuk buka puasa kerap dilaksanakan kegiatan ini.
Dijelaskan, tradisi mesagi sudah berjalan turun temurun sejak abad ke-14. Di mana leluhur Kampung Gelgel sebanyak 40 orang diboyong dari Jawa ke Bali oleh Raja Gelgel.
Para punggawa datang ke Bali mengawal perjalanan Panglingsir Kerajaan Gelgel saat itu, Dalem Ketut Ngulesir yang pulang ke Gelgel selepas menghadiri pertemuan raja-raja Nusantara di Majapahit.
"Jadi raja kala itu meminta 40 orang yang disebut dari Madura ini bisa ikut ke Gelgel. Selama perjalanan itu aman dan akhirnya sampai di Gelgel beserta puluhan orang pengawal," jelasnya.
Dalam perjalanannya kerekatan terus dijalin, sehingga tiap ada hajatan selalu disiapkan saji untuk disantap bersama. "Sementara di hari H, puncak 1 Muharam, hanya ada kegiatan doa di masjid dan biasanya warga menikmati dengan berlibur " tandas Sahidi.
(nor/hsa)