Sanggah Cucuk: Pengertian, Fungsi, dan Maknanya

Sanggah Cucuk: Pengertian, Fungsi, dan Maknanya

ilham fikriansyah - detikBali
Senin, 07 Nov 2022 18:57 WIB
Ilustrasi sanggah cucuk.
Foto: Cunkc3nkb4l1/Wikimedia Commons
-

Kehidupan masyarakat beragama Hindu di Bali tentu tidak lepas dari yang namanya upakara atau disebut juga banten. Nah, salah satu alat yang digunakan dalam upakara adalah sanggah cucuk

Mungkin sebagian dari detikers ada yang belum tahu apa itu sanggah cucuk dan fungsinya dalam upakara. Padahal, sanggah cucuk merupakan salah satu alat penting dalam sejumlah upakara yang dilakukan masyarakat Hindu di Bali.

Lantas, apa sih sanggah cucuk itu? Lalu apa makna sanggah cucuk dalam kegiatan upakara? Simak pembahasannya secara lengkap dalam artikel berikut ini yuk detikers.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Sanggah Cucuk

Ilustrasi sanggah cucuk.Foto: Cunkc3nkb4l1/Wikimedia Commons

Dijelaskan dalam buku Ensiklopedi Upakara Edisi Lengkap oleh I Nyoman Jati dan Ni Komang Sutriyanti, sanggah cucuk adalah salah satu alat teater tradisional Calonarang. Sanggah cucuk juga disebut sebagai sanggah suku telu, soalnya bagian dari sanggah cucuk berbentuk segitiga.

Kata sanggah cucuk terdiri dari dua kata, yaitu sanggah dan cucuk. Sebagai informasi, sanggah artinya suatu tempat yang dinyatakan bahwa benda yang digunakan sebagai alat komunikasi antara yang memberi pesan kepada yang menerima pesan sementara cucuk artinya penusukakan bok, ujung, sanan cucukan (sanan nacek maka dadua).

ADVERTISEMENT

Fungsi Sanggah Cucuk

Sanggah cucuk memiliki sejumlah fungsi dalam kegiatan upakara. Dijelaskan dalam buku Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah Bali, berikut beberapa fungsi dari sanggah cucuk.

  1. Dalam pelaksanaan upacara Bhuta Yadnya, sanggah cucuk digunakan untuk tingkat upacara yang paling kecil hingga besar, yakni dimulai dari upacara Caru Ekasata sampai Tawur Kesanga.
  2. Dalam pelaksanaan upacara Dewa Yadnya meliputi upacara Medus Agung maupun Medudus Alit juga menggunakan sanggah cucuk. Dalam rentetan upacara tersebut akan diadakan mepekideh yang dilakukan pada Sanga Mandala (pada kesembilan tata zoning yakni delapan penjuru mata angin), jadi di tengah-tengah penjuru disebut sebagai pusatnya. Nah, pada kesembilan tata zoning itu akan ditempatkan sanggah cucuk.
  3. Dalam pelaksanaan upacara Pitra Yadnya, sanggah cucuk digunakan dalam upacara seperti Maligia, Memukur, Nyekah, dan lain sebagainya.
  4. Dalam pelaksanaan upacara Manusa Yadnya, sanggah cucuk digunakan untuk menyambut seorang bayi yang baru lahir. Dalam proses ini, sanggah cucuk akan ditempatkan di atas tempat menanam ari-ari bayi tersebut.

Makna Sanggah Cucuk

Ada makna di balik penggunaan sanggah cucuk dalam pelaksanaan upakara. Jadi, sanggah cucuk tak sekadar dijadikan alat untuk melaksanakan upacara saja, namun punya makna tersendiri bagi umat Hindu di Bali.

Dijelaskan dalam buku Ensiklopedi Upakara Edisi Lengkap oleh I Nyoman Jati dan Ni Komang Sutriyanti, bentuk segitiga pada sanggah cucuk melambangkan adanya tiga kekuatan yang dimiliki oleh Sang Hyang Widhi sebagai kekuatan menguji keimanan manusia di dunia atau yang disebut sebagai Tri Mala Paksa.

Kata Cucuk berasal dari kata cuta yang artinya nista atau kotor, lalu kata cuta mengalami proses perubahan bunyi menjadi Cutaka. Agar memiliki suatu pengertian, maka kata Cutaka berubah lagi menjadi Cuntaka yang artinya Mala.

Sementara itu, kata Tri Mala Paksa memiliki arti yaitu terdapat tiga kecenderungan yang dapat menimpa kehidupan makhluk di dunia khususnya manusia, yakni terdapat kekuatan bhuta, kala, dan durga. Ketiga kekuatan tersebut sangat dekat dan berada di dalam diri manusia, yang mana suatu saat bisa menggoda kekuatan imannya.

Dipandang dari filsafat agama Hindu, ketiga kekuatan ini merupakan manifestasi dari kekuatan Panca Maha Bhuta dan berawal dari Pertiwi Tattwa atau disebut juga Prakerti Tattwa. Satu tangkai sanggah cucuk yang ditancapkan ke tanah adalah sebagai bentuk sikap masuku tunggal dan memiliki sifat krodha (memurti), sehingga ketiga kekuatan itu dapat mengganggu keseimbangan antara Bhuana Agung dan Bhuana Alit.

Dengan timbulnya sejumlah gangguan yang mempengaruhi keseimbangan, maka munculah berbagai gejala yang akan dirasakan manusia sebagai penderitaan atau kesakitan yang disebut sebagai Bucari. Dari sini, ketiga kekuatan tersebut mendapat julukan bhuta bucari, kala bucari, dan durga bucari.

Maka dari itu, gejala yang dialami oleh manusia perlu dinetralisir melalui pelaksanaan bhuta yadnya. Hal ini dilakukan agar seluruh manusia bisa menjadi bhuta hita dan durga hita saat di dunia.

Dengan begitu, sanggah cucuk adalah simbul stana dari Sang Hyang Ibu Pertiwi yang menjadi kekuatan sebagai penetralisir dan kekuatan durga bucari, kala bucari, dan bhuta bucari dengan swabawanya sebagai Sang Hyang Sri Basundari.

Nah itu dia detikers penjelasan mengenai sanggah cucuk beserta fungsi dan maknanya. Semoga artikel ini dapat membantu detikers terutama dalam memahami apa itu sanggah cucuk dan kegunaannya dalam upakara umat Hindu di Bali.




(ilf/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads